Kamis 26 Oct 2017 19:38 WIB

Agama dan Negara Harus Saling Menguatkan

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
 Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah (tengah) saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10).
Foto: Republika/Muhyiddin
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah (tengah) saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam, KH Muhammad Yusron Shidqi mengatakan bahwa agama dan negara itu pada dasarnya merupakan saudara kembar, sehingga harus saling menguatkan. Karena itu, sebagai penganut paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) pihaknya meyakini betul hal itu.

"Kami meyakini betul bahwasanya agama itu bisa digunakan untuk menopang negara dan negara pun itu juga bisa menopang agama. Karena jika salah satu rusak, pasti yang lainnya juga rusak," jelas pria yang akrab disapa Gus Yusron saat berbincang dengan Republika.co.id, Kamis (26/10).

Kegiatan Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan ini telah digelar atas kerjasama Direktorat Bela Negara Kemenhan dan Pesantren Mahasiswa Al Hikam Depok sejak Selasa (24/10) lalu. Melalui kegiatan ini, menurut Gus Yusron, pihaknya ingin mempertemukan para ulama dan para umarak (pemimpin), sehingga negara bisa menjadi stabil.

"Tidak mungkin semua maslahat yang diperjuangkan oleh ulama dan umarak itu mampu terealisasi kalau negaranya saja kacau. Maka dari ini ada upaya bersama sehingga keduanya ini bisa saling menopang," kata putra bungsu KH Ahmad Hasyim Muzadi ini.

Menurut Gus Yusron, Halaqah Nasional ini akan digelar dua kali. Untuk sesi pertama diikuti oleh 100 ulama dan cendikiawan dari daerah timur Indonesia dan telah ditutup pada Kamis (26/10) hari ini. Sementara, Halaqah Nasional sesi kedua masih akan digelar pada 29-31 Oktober mendatang dengan tema yang sama. Namun, pada Halaqah kedua nantinya akan diiikuti oleh 100 ulama dan cendikiawan dari Indonesia Barat.

Rekomendasi sekarang sedang digodok, tetapi nanti akan diumumkan sebagai sebuah rekomendasi secara resmi pada tanggal 31 Oktober. "Karena ini baru sesi pertama. Nanti ada ada halaqah lagi tanggal 29-31," jelas lulusan AbuNour Institute Syria ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement