REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017, para pemuda Purwakarta, Jawa Barat, menggelar acara Purwakarta Youth Festival. Hal itu sebagai bukti semangat pemuda di era globalisasi.
Purwakarta Youth Festival yang diinisiasi oleh Komunitas Pemuda Purwakarta merancang agenda yang patut diapresiasi oleh pemerintah daerah. Salah satu di antaranya pameran buku yang digelar sejak Selasa (24/10) hingga rangkaian acara Purwakarta Youth Festival 2017 berakhir pada Sabtu (28/10).
Pameran buku tersebut terselenggara atas kerja sama panitia dengan beberapa penerbit dari Jakarta dan Bandung. Pameran dibuka oleh Kasi kepemimpinan dan Kepeloporan Pemkab Purwakarta Eman Sunarya, Selasa (24/10).
“Pameran buku di Purwakarta harus menjadi agenda tahunan, karena di Purwakarta acara ini sangat jarang dilaksanakan. Untuk itu, kami selaku bagian kepemudaan dari Dinas Disporaparbud mengucapkan terima kasih kepada panitia,” ujarnya.
Selain pameran buku, ada pula seminar gerakan literasi sekolah (GLS) yang mengusung tema Literasi Sebagai Identitas Bangsa di Era Digital. Seminar yang digelar di Pendopo Pemda Kabupaten Purwakarta, Kamis (26/10) itu dibuka oleh Kepala Dinas Disporaparbud Kabupaten Purwakarta, H Agus Hasan Saepudin.
Seminar diikuti 72 peserta dan menampilkan pembicara Lilis Latifah (fasilitator WJLRC-LRCKB). Moderator adalah Pipin Tresnawati.
Panitia seminar yang juga Ketua Forum Lingkar Pena Purwakarta Nur Aisyah menjelaskan, tujuan seminar GLS mengajak guru-guru untuk mengimplementasikan literasi bagi siswa. “Selain itu budaya literasi dapat ditularkan kepada masyarakat, sehingga masyarakat melek terhadap informasi-informasi yang akurat, bukan hoax,” kata Nur Aisyah.
Dalam penyampaian materinya, Lilis Latifah mengemukakan, penting sekali membiasakan anak membaca harus karena menyukai, bukan sebuah keterpaksaan. “Bebaskan apa yang anak baca, seperti anak suka baca mengenai memasak. Bisa saja nanti dia menjadi koki yang luar biasa,” ujarnya.
Namun, tak cukup hanya membaca saja. Perlu saja melatih anak mereview buku yang dia baca. “Jika anak sudah menyukai membaca, maka perlu adanya pembiasaan mereview buku yang telah dibaca,” ujar Lilis Latifah.