REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekitar 300 orang dan puluhan desainer mengikuti Jogja Batik Parade yang digelar di depan pintu gerbang Kepatihan Yogyakarta, Kamis sore (26/10).
Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Budi Antono, Parade Batik ini merupakan rangkaian kegiatan Festival Jogja Batik Dunia Tahun 2017 yang diselenggarakan 25-29 Oktober dengan tema Batik to The Moon.
Jogja Batik Parade dimulai dari Parkir Abu Bakar Ali dan berhenti di depan panggung dekat pintu gerbang Kantor Gubernur DIY sampai titik nol kilometer. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam X yang mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Gubernur DIY dalam sambutannya yang dibacakan Paku Alam X mengatakan acara yang meriah, indah dan megah ini diharapkan dapat mempromosikan batik yang diwujudkan dalam kostum aneka warna kepada masyarakat luas. Sekaligus dapat meningkatkan potensi kepariwisataan DIY.
"Kita menyadari bahwa DIY merupakan salah satu sentra batik utama di Indonesia dan mempunyai potensi untuk mengambangkan batik. Karena didukung oleh pengrajin yang handal, ketersediaan bahan baku dan distribusi pemasaran," tuturnya.
Usaha batik menjadi penggerak ekonomi rakyat dengan jumlah tenaga kerja yang sangat banyak. Dengan momentum parade batik seperti ini diharapkan para perajin dan pelaku usaha batik dapat senantiasa meningkatkan kreasi, imajinasi serta inovasi yang dapat menentukan kualitas global.
Sekaligus sebagai sarana guna meningkatkan kerja sama antara perajin dengan komunitas desainer, peraga serta pelaku usaha. Di samping itu, lanjutnya, dapat terus melestarikan dan mengembangkan citra batik. Sehingga mampu menciptakan aneka produk batik yang lebih fashionable dan mampu bersaing di pasaran.
Parade ini diikuti oleh sekitar 300 orang dan puluhan desainer, pengrajin batik, seniman dan anak muda kreatif batik. Kegiatan ini dimulai dengan tarian ambatik yang menggambarkan proses membantik dari kain putih hingga jadi kain batik. Selanjutnya berturut-turut diperagakan berbagai karya batik yang khas dari DIY karya masyarakat Indonesia dari anak usia SD hingga lanjut usia.