REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengungkapkan adanya penurunan ekspor perhiasan di tahun ini. Menurutnya, penurunan ekspor perhiasan tersebut terjadi karena memang pasar dunia tengah berada dalam situasi lesu.
Menurunnya ekspor perhiasan tersebut, lanjut Gati, memunculkan ide-ide baru agar ekspor perhiasan Indonesia kembali bergairah. Salah satunya adalah dengan mencari negara baru untuk dijadikan pasar.
"Kayak Afrika Selatan itu bagus income-nya, Moskow juga bagus income-nya. Itu harus kita buka pasarnya," kata Gati di Grand Ballroom, Shangri-La Hotel, Jalan Mayjen Sungkono Nomor 120, Pakis, Surabaya, Kamis (26/10).
Selain itu, lanjut Gati, pemerintah pusat juga tengah memikirkan untuk meperluas pasar dalam negeri untuk penjualan perhiasan. Apalagi, menurutnya kelas menengah di Indonesia terus meningkat. "Pemerintah pusat itu juga harus buka pasar dalam negeri. Kan golongan menengah atas kita mulai banyak nih, ini harus dibuka pasarnya," ujar Gati.
Ketua Umum Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Jeffrey Thumewa juga berpendapat serupa. Menurutnya, untuk kembali meningkatkan ekspor perhiasan Indonesia, harus membuka pasar baru di luar negeri.
Menurutnya, salah satu negara yang paling potensial dibuka pasarnya adalah India. "Ada India, Sri Lanka, kita masih belum bisa masuk. India pada umumnya mereka mengkonsumsi emas jumlahnya sangat besar. Kayak untuk menikahkan anaknya, budayanya juga mereka konsumsi emasnya tinggi," kata Jeffrey.