Kamis 26 Oct 2017 23:57 WIB

Korban Tewas Pabrik Kembang Api Diperkirakan 46 Orang

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Elba Damhuri
Sebanyak 8 Ambulans diberangkatkan dari lokasi kebakaran Pabrik Kembang Api, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Sebanyak 8 Ambulans diberangkatkan dari lokasi kebakaran Pabrik Kembang Api, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Korban tewas pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang, Banten, telah tiba di RS Polri Kramat Jati pukul 17.30 WIB. Jenazah tiba dengan diangkut oleh tujuh ambulans, dengan total 39 jenazah. Sementara diperkirakan tujuh jenazah lainnya masih dalam perjalanan.

Pantauan Republika, sekitar pukul 17.30 WIB suara ambulans tiba-tiba ramai dan seluruh awak media yang telah menunggu sejak lama, akhirnya mengerumuni ambulans yang maju satu per satu berhenti di depan pintu kamar jenazah RS Polri Kramat Jati.

Sebelumnya, Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kombes Edy P memperkirakan jenazah tiba pukul 19.00 WIB. Namun ternyata tiba sejam lebih cepat. "Jenazah tiba sekitar jam 7 malam," ujar Edy ketika ditemui Republika, Kamis (26/10).

Di waktu dan tempat yang sama, Kepala Pusat Pelayanan RS Polri Kramat Jati Kombes Sumirat, memaparkan identifikasi yang akan segera dilakukan oleh tim dokter. Semakin banyak data yang diberikan, semakin cepat identifikasinya.

Misalnya, data seperti ada yang menggunakan cincin kawin, dan hanya orang itu yang menggunakan, itu akan lebih memudahkan identifikasi. Jika banyak data yang ditemukan, seharusnya dalam waktu kurang dari 24 jam seluruh jenazah sudah bisa diidentifikasi.

"Makanya tadi saya sampaikan, barang yang melekat pada jenazah itu apa saja perlu didata. Kalau jenazah terbakar, susah mengidentifikasinya, seperti punya tahi lalat dihidung, kan itu akan hilang karena kondisi mayat terbakar. Dan kita tidak tahu kondisinya seperti apa," papar Sumirat.

Setelah tiba, jenazah akan ditimbang terlebih dahulu, kemudian dibawa ke ruang identifikasi untuk diambil sampel-nya. Lalu, ada juga pengecekan pada gigi-gigi jenazah, serta barang yang melekat, atau ciri khusus seperti bekas patah tulang, atau macam-macam yang mudah dikenali.

"Jadi kita selalu berkoordinasi dengan seluruh tim dokter. Kebetulan saya dan Dokter Edy memimpin dua bagian berbeda. Dan kita akan rekonsiliasi data. Kalau ada yang cocok, kita segera informasikan kepada keluarganya," jelas Sumirat lagi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement