Jumat 27 Oct 2017 00:23 WIB

Semburan Air di Tasik, Dua Pekan Lagi Hasil Uji Lab Keluar

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Elba Damhuri
Warga mendatangi semburan air panas di Kampung Sindangrasa Desa Cigunung Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (25/10).
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Warga mendatangi semburan air panas di Kampung Sindangrasa Desa Cigunung Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA -- Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Tasikmalaya baru berencana mengambil sampel air dan udara dari titik semburan air di Kampung Sindangrasa, Desa Cigunung, Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat (27/10). Hasil pengujian laboratorium dari pengambilan sampel belum bisa diketahui dalam waktu dekat ini, melainkan butuh waktu dua pekan.

Kasie Perencanaan dan Kajian Dampak Lingkungan Dinas LH Kabupaten Tasik Farhan Fuadi mengatakan pihaknya batal mengambil sampel air dan udara hari ini. Pihaknya baru melaksanakan pengambilan sampel secara lebih rinci dan detail pada Jumat ini.

"Analisa lebih lanjut akan dilakukan Jumat secara lebih menyeluruh baik air dan udara dengan pengambilan ampel air dan udara," katanya kepada Republika, Kamis (26/10).

Selanjutnya, sampel akan dibawa ke laboratorium pengujian di Bandung. Dari pengujian itulah baru akan diketahui secara rinci soal kandungan air dan udara dari titik semburan air yang muncul secara mendadak. Namun proses pengujian sampel, kata dia, membutuhkan waktu cukup lama agar hasilnya terperinci.

"Hasil analisis dibawa dulu ke lab di Bandung, sekitar dua mingguan baru keluar hasil kalau dari prosedur labnya," ujar Farhan.

Untuk saat ini, Dinas LH baru mengadakan uji kandungan keasamaan atau Ph terhadap air semburan. Hasilnya pun positif tidak melebihi ambang batas. Meski begitu, pihaknya tak ingin gegabah menetapkan status aman atas semburan air itu tanpa adanya hasil uji lab.

"Cek PH sudah hasilnya bagus 7,12 masih normal, kadar PH tidak bahaya. Tapi tunggu ada hasil labnya baru bisa tentukan langkah ke depan baik soal relokasi warga atau bagaimana nanti," jelas Farhan.

Diketahui, titik semburan mulai keluar air panas berlumpur sejak Senin kemarin (23/10). Mulanya lokasi tersebut akan dibangun sumur untuk warga sekitar dengan dana bantuan sosial dan salah satu perusahaan.

Ketika digali hingga kedalaman 45 meter, luapan air mulai keluar. Padahal sumur ditargetkan sedalam 100 meter. Terpantau saat ini luapan air hanya setinggi sekitar 20 sentimeter. Namun luapan air tak ada hentinya hingga mesti dialirkan ke sungai yang terletak di sebelahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement