Jumat 27 Oct 2017 01:40 WIB

Polisi Andalkan Identifikasi DNA dan Gigi Korban Kebakaran

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nidia Zuraya
Petugas Forensik Rumah Sakit Polri membawa jenazah korban ledakan pabrik petasan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (26/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas Forensik Rumah Sakit Polri membawa jenazah korban ledakan pabrik petasan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sidik jari seluruh korban meninggal kebakaran di gudang pabrik petasan Kosambi, Tangerang, sudah tidak bisa diidentifikasi. Sebab 100 persen bagian tubuh korban sudah hangus akibat luka bakar. Akibatnya, data korban masih sulit ditemukan.

"Identifikasi primer lewat sidik jari sudah enggak bisa," kata Kepala Operasional Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Pol Edy Purnomo saat ditemui di Rumah Sakit Polri Kramati Jati, Jakarta Timur, Kamis (26/10).

Edy menjelaskan, identifikasi primer terdiri dari tiga cara, yakni dengan pemeriksaan sidik jari, odontogram gigi, dan DNA. Karena pemeriksaan sidik jari sudah tidak mungkin, maka dua sisa model identifikasi tersebut masih mungkin dilakukan.

Namun, identifikasi jenazah dengan odontogram gigi membutuhkan data pembanding. Misalnya korban harus pernah diperiksa ke dokter gigi. Jika tidak demikian, maka identifikasi odontogram sulit dilakukan. "Tapi sekarang lagi diperiksa odontogram giginya," ucapnya.

Pemeriksaan DNA juga begitu. Edy mengatakan, identifikasi DNA korban memerlukan data pembanding dari pihak keluarga. Artinya, keluarga korban juga harus dihadirkan untuk diperiksa, lalu dijadikan sebagai pembanding terhadap hasil pemeriksaan DNA korban. "Pemeriksaan DNA menunggu pembanding dari pihak keluarga," ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement