REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran yang melanda gudang kembang api di daerah Kosambi, Tangerang, pada Kamis (26/10) kemarin, menimbulkan trauma bagi pekerja yang selamat. Tiga pekerja PT Panca Buana Cahaya Sukses Kosambi yang selamat dalam tragedi tersebut, berbagi cerita saat api menewaskan puluhan rekan mereka.
Fahmi, merupakan salah satu pekerja yang lolos dari maut saat api melahap gudang tempat penyimpanan kembang api itu. Dirinya hanya mengalami luka bakar ringan pada bagian leher dan telah diizinkan pulang oleh pihak RS Mitra Husada Tangerang. Ia pun bercerita sebelum api melahap seluruh bangunan gudang, sempat terjadi beberapa kali ledakan keras.
"Ada sekitar tiga atau empat kali ledakan yang saya dengar, sampai telinga saya sakit," ujar saat ditemui di kediamannya di Kebon Mede, RT 002/ 006, Kelurahan Kamal, Jakarta Barat.
Fahmi menuturkan, suara ledakan keras itu seketika berubah menjadi kobaran api yang sangat mengerikan. Seketika itulah semua orang yang ada berhamburan keluar demi menyelamatkan diri masing-masing dari jebakan api. Fahmi sempat melihat, bagamana api begitu cepat menjilat-jilat semua benda yang ada di sekitarnya.
"Itulah yang membuat saya trauma. Karena melihat api begitu besar di belakang," katanya sambil mengangkat pundaknya teringat bagaimana api begitu cepat menjalar .
Selain Fahmi, trauma juga dirasakan Suwandi, pekerja lain yang selamat. Ia menceritakan bagaimana kengerian saat gudang pabrik pembuat petasan dan kembang api itu terbakar.
Suwandi mengungkapkan, beberapa menit sebelum kejadian, dirinya bersama kurang lebih 20 orang sedang mengemas kembang api siap jual. Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang berubah menjadi kobaran api.
Seketika pada saat itu, Suwandi (20) bergegas keluar menuju pintu utama untuk segera menyelamatkan diri dari kobaran api. Karena semua orang secara bersamaan menuju satu pintu, ia harus berdesak-desakan keluar gudang menyelamatkan diri. Di sanalah ia, menduga orang yang tidak keburu menyelamatkan diri hangus terbakar dan tertimpa reruntuhan bangunan yang sudah terbakar lebih dulu.
"Kami rebutan menyelamatkan diri menuju satu pintu untuk keluar," katanya.
Setelah berhasil keluar, ia bergegas meminta warga laim mengantarkannya ke Rumah Sakit Mitra Husada untuk mendapatkan perawatan. "Karena di bagian tangan kanan dan leher saya terbakar," ucapnya.
Pekerja lain yang selamat adalah Agis (20). Pemuda ini mengaku saat kejadian, dirinya langsung bergegas lari keluar demi dapat menyelamatkan diri dari kepungan api. "Pikiran saya cuma satu bagamana bisa menyelamat diri," katanya.
Agis mengungkapkan, dirinya sempat mendengar teriakan para pekerja lain yang meminta tolong dan merintih kesakitan, karena terbakar. "Tapi saya cuma fokus menyelamatkan diri, saya tidak tahu berapa banyak orang yang terjebak dalam kebakaran," ucapnya.