REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perjalanan dari Guangzhou, Cina ke Hong Kong dapat ditempuh hanya dalam waktu 48 menit oleh kereta api cepat yang mulai beroperasi tahun depan. Perusahaan kereta api dari Hong Kong, Mass Transit Railway (MTR) telah menempatkan sembilan rangkaian kereta pelurunya di atas rel untuk menjalani serangkaian uji coba.
Setiap rangkaian kereta api cepat tersebut terdiri dari delapan gerbong penumpang. Gerbong pertama dan delapan merupakan kereta kelas utama. Sedangkan sisanya kelas ekonomi, demikian laporan laman resmi Pemerintah Kota Guangzhou, Jumat (27/10).
Bagian dalam gerbong kereta telah dilengkapi dengan Wi-Fi, soket pengisian daya baterai telepon seluler, lampu baca, dan ruang khusus menyusui. General Manager Kereta Cepat MTR, Deng Weiyong mengatakan kesembilan rangkaian kereta api yang bodinya didominasi warna putih, abu-abu, dan merah tersebut sedang menjalani uji laju dengan kecepatan 200 kilometer per jam.
"Kami berharap uji coba tersebut sudah rampung sebelum akhir tahun ini atau sebelum akhir kuartal pertama tahun depan," ucapnya.
Proyek kereta cepat tersebut sudah rampung 95 persen dan akan mulai beroperasi pada musim gugur tahun depan. Dalam uji coba tersebut, perjalanan dari Stasiun Kowloon (Hong Kong) menuju Stasiun Futian, Shenzhen (Cina), hanya ditempuh dalam waktu 14 menit.
Selanjutnya dari Kowloon ke Stasiun Shenzhen Barat (23 menit), Stasiun Humen (33 menit), dan Stasiun Guangzhou (48 menit). Selama ini perjalanan kereta api reguler dari Hong Kong ke Guangzhou membutuhkan waktu sekitar dua jam.
Dengan dibukanya jalur kereta cepat tersebut, warga Hong Kong dapat melakukan perjalanan ke 16 kota besar di daratan Cina, seperti Beijing, Shanghai, Wuhan, dan Chengdu. Dengan menggunakan kereta api cepat itu pula, maka dari Hong Kong ke Beijing hanya membutuhkan waktu 10 jam dan ke Shanghai hanya delapan jam.