Jumat 27 Oct 2017 13:51 WIB

Cerita Keluarga Korban Kebakaran di Gudang Petasan Kosambi

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Tim gabungan Polisi, Inafis dan Pusat Lab Forensik (puslabfor) melakukan olah TKP di lokasi pasca ledakan di pabrik produksi kembang api, Jalan Salembaran, Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (27/10).
Foto: Mahmud Muhyidin
Tim gabungan Polisi, Inafis dan Pusat Lab Forensik (puslabfor) melakukan olah TKP di lokasi pasca ledakan di pabrik produksi kembang api, Jalan Salembaran, Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Isak tangis masih menyelimuti keluarga korban kebakaran gudang kembang api (mercon) PT Panca Buana Cahaya Sukses yang saat ini di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang. Salah satu korban yang bernama Nurhayati (20) saat ini masih mengalami kondisi kritis dan dalam penanganan intensif. Nurhayati dikabarkan mengalami luka parah di sekujur tubuhnya.

Kepala Instalasi Hukum, Publikasi, dan Informasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tangerang Yudi Firmansyah mengatakan, Nurhayati mengalami luka bakar hingga 80 persen. Nuhayati dilaporkan kritis sejak pukul 12 malam tadi, dan hari ini, Jumat (27/10) akan dilakukan operasi untuk pengangkatan jaringan yang busuk dan jaringan yang sudah mati akibat terbakar.

Keluarga Nurhayati, Ayani (57 tahun) mengatakan, ketika sampai di RSUD, korban masih dalam keadaan sadar. Namun, malamnya keadaan korban semakin memburuk dan belum sadarkan diri sampai saat ini. Menurut keterangan dokter, Ayani mengatakan, Nurhayati akan dioperasi setelah kondisinya stabil.

Ayani diperbolehkan masuk ruang ICU saat korban masih sadarkan diri. Malamnya, untuk masuk ke ruang ICU, keluarga harus mendapat izin dari dokter. "Sejak malam tadi juga belum dibolehin masuk," katanya kepada Republika.co.id, Jumat (27/10).

Ia mengatakan, Nurhayati mengalami luka bakar hampir di seluruh tubuhnya. Hanya bagian kepala dan perut yang tidak terbakar. Sebelum peristiwa kebakaran terjadi, Rahmat yang merupakan suami Nurhayati mengatakan bahwa ia sudah mengingatkan istrinya tersebut untuk hati-hati. Nurhayati terlihat senang ketika berangkat kerja, katanya.

"Enggak ada firasat saya pagi itu, lihat dia senang saja berangkat kerja," tambahnya. Ketika kebakaran terjadi, Ayani langsung ke lokasi kejadian yang tidak jauh dari rumahnya. "Saya lihat api, serem. Kayak meledak-ledak gitu," katanya.

Selain Nurhayati, Ayani masih menunggu kabar empat anggota keluarga lainnya yang masih belum ditemukan. "Empat keponakannya bapak (suami Ayani) masih belum ditemuin," katanya dengan nada rendah dan mata yang berkaca-kaca.

Ayani mengatakan, empat korban tersebut di antaranya Sugiati yang berumur sekitar 35 tahun, Rohima sekitar 60 tahun, Yanti 45 tahun dan Putri yang masih berumur 17 tahun. Untuk biaya perawatan dan pengobatan, ia mengatakan pihak pengelola pabrik menanggung semua perawatan Nurhayati di RSUD Tangerang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement