REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Biaya pembangunan yang dihabiskan kontraktor kereta ringan Jakarta Bogor Depok Bekasi (LRT Jabodebek) PT Adhi Karya (Persero) Tbk akan dibayar oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai investor pada Desember mendatang. Direktur Operasi III Adhi Karya seusai rapat koordinasi di Kemenko Kemaritiman mengatakan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan dilibatkan untuk melakukan pemeriksaan terhadap progres yang dilakukan kontraktor.
"Tadi diminta supaya BPKP segera terlibat untuk melakukan pemeriksaan terhadap progres yang dilakukan Adhi Karya sehingga Desember bisa dibayar. Ini pembayaran pertama," katanya.
Pundjung menuturkan, nantinya proses verifikasi progres pembangunan oleh BPKP akan selesai dalam dua hingga tiga pekan ke depan. Ada pun besarnya biaya konstruksi yang dibayarkan disesuaikan dengan progres pembangunan.
"Nanti Kementerian Perhubungan berkirim surat ke BPKP untuk menindaklanjuti verifikasi progres pembangunan sehingga itu bisa difinalisasi. Di sisi lain, terkait kontrak juga dibereskan semua," katanya.
Pundjung menjelaskan, kontrak konsesi antara KAI dan Kementerian Perhubungan juga akan diselesaikan agar proses pembayaran bisa berlanjut. Adhi Karya sendiri, lanjut dia, telah menghabiskan dana hingga Rp 4,5 triliun hingga September 2017.
"Kalau sampai akhir bulan Oktober ini tentu sudah lebih," katanya.
Pundjung mengatakan hingga akhir tahun, kontruksi LRT Jabodebek ditargetkan mencapai 35 persen. Sementara hingga saat ini, progres pembangunan mencapai sekitar 24 persen dengan rincian jalur Cibubur-Cawang 41 persen, Cawang-Dukuh Atas 8,9 persen, Cawang-Bekasi Timur 24,3 persen.