Sabtu 28 Oct 2017 01:07 WIB

'Anak Saya Namanya Gugun, Dia Ingin Pulang Saat Tahun Baru'

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Elba Damhuri
Aparat kepolisian tengah mendata nama-nama korban ledakan gedung petasan di Tangerang, Jumat (27/10). Sebanyak 13 orang warga Cililin menjadi korban dalam ledakan yang terjadi kemarin.
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Aparat kepolisian tengah mendata nama-nama korban ledakan gedung petasan di Tangerang, Jumat (27/10). Sebanyak 13 orang warga Cililin menjadi korban dalam ledakan yang terjadi kemarin.

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang laki-laki usia paruh baya melangkah keluar dari Gedung Posko //antemortem// Rumah Sakit Polri Kramat Jati dengan langkah lesu. Matanya menerawang dan ekspresinya pun kaku.

Pria dengan rambut beruban dan kopiah berwarna dasar hitam ini berjalan keluar berbarengan dengan beberapa orang lainnya. Para pencari berita berebut menghentikan langkahnya untuk bertanya beberapa hal.

Ano, nama pria tersebut, berkata dia datang ke RS Polri ini untuk mencari anak laki-lakinya. Anak keempatnya itu merupakan salah satu korban dari ledakan Gudang Petasan PT Panca Buana Cahaya, Kosambi, Tangerang.

"Anak saya namanya Gugun Gunawan umur 17 tahun. Dia baru kerja empat bulan," ucap Ano di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (27/10).

Gugun lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. "Dia ingin membantu orang tua mencari uang", kata Ano.

Bekerja di pabrik merupakan pengalaman pertama Gugun. Dia belum pernah bekerja apalagi jauh dari orang tua.

Sebelumnya, setelah lulus dari SMP, Gugun hanya membantu Ano bekerja di ladang dan kebun. Empat bulan yang lalu dia diajak oleh teman-teman yang lain untuk bekerja di pabrik tersebut.

Keluarga sudah melarang dan mengingatkan Gugun agar tidak bekerja di gudang petasan tersebut. Namun Gugun //keukeuh//. Ia ingin membantu orang tuanya.

Mendengar berita mengenai ledakan tempat Gugun bekerja membuat Ano kaget. Pukul 16:00 WIB, Ano dan Kepala Desa beserta beberapa warga yang lain berangkat dari desa Batu Layang, Cililin, Bandung Barat, menuju Tangerang.

Ano sampai di Rumah Sakit Umum Daerah Tangerang pukul 23:00 WIB. Setelah mencari di beberapa Rumah Sakit di daerah Tangerang, sosok Gugun masih tidak ditemui. Akhirnya tibalah dia beserta rombongan di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Dari 12 warga Desa Batu Layang, Cililin, lima di antaranya masih belum ditemukan. Termasuk di dalamnya Gugun. Ano hanya bisa pasrah sembari melaporkan anaknya yang belum ditemukan kepada petugas di posko //antemortem//.

Ano mengaku selama empat bulan Gugun bekerja mereka belum pernah bertemu. Komunikasi terakhir pun terjadi sekitar sebulan yang lalu. Saat itu Gugun menghubungi keluarga sembari mengirimkan uang Rp 900 ribu.

Ano sempat beberapa kali kehilangan fokus dan kebingungan saat menjawab pertanyaan reporter. Matanya sesekali menerawang dan berisi air mata yang ditahan.

Diakhir jawaban, Ano bercerita mengenai keinginan Gugun untuk pulang ke Bandung. Dia berkata akan pulang saat Tahun Baru tiba.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement