Ahad 29 Oct 2017 10:17 WIB

Spanyol Tunjuk Pemimpin Wanita di Katalunya

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Nur Aini
Ekspresi warga Katalunya setelah hasil voting parlemen lokal Katalunya memutuskan untuk mendeklarasikan kemerdekaan Republika Katalunya.
Foto: Emillio Morenatti/AP
Ekspresi warga Katalunya setelah hasil voting parlemen lokal Katalunya memutuskan untuk mendeklarasikan kemerdekaan Republika Katalunya.

REPUBLIKA.CO.ID, KATALUNYA -- Otoritas Spanyol menunjuk Soraya Saenz de Santamaria untuk menggantikan mantan pemimpin Katalunya Carles Puigdemont. Santamaria menjadi orang nomor 1 di Katalunya usai pemerintah Spanyol memecat Puigdemont.

Seperti dilansir laman BBC, Ahad (29/10) Soraya Saenz de Santamaria bukan orang baru di Katalunya. Menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Spanyol Santamaria kerap berperan sebagai menteri hukum dan menteri kesehatan.

Dalam posisi itu, wanita kelahiran Valladolid itu juga bertanggung jawab terkait hubungan Spanyol dan Katalunya, serta regional otonomi lainnya. Santamaria juga terlihat aktif terkait masalah referendum Katalunya.

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy pada Jumat lalu mengumumkan pembubaran Parlemen Katalunya. Dia menyerukan pemilihan cepat untuk menanggapi deklarasi kemerdekaan anggota Parlemen kawasan tersebut. Rajoy mengatakan, pemilihan baru akan dilangsungkan di Katalunya pada 21 Desember.

Sementara, Pemerintah Spanyol akan menyambut baik jika mantan presiden Katalunya Carles Puigdemont mengikuti pemilihan di wilayah itu. Juru bicara pemerintah Spanyol, Inigo Mendez de Vigo mengatakan, jika Puigdemont ingin terus berkiprah di politik, yang merupakan haknya, dia perlu menyiapkan diri untuk pemilu berikutnya.

Sebelumnya pada Sabtu, Puigdemont mendesak kalangan demokratik untuk menentang pengambilalihan pemerintahan Katalunya oleh Madrid, menyusul pernyataan kemerdekaan wilayah itu. "Saya sangat yakin bahwa kalau Puigdemont mengambil bagian dalam pemilihan ini, ia bisa menjalankan oposisi demokrasi ini," kata Inigo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement