REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan hingga saat ini belum ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban ledakan bom di Kota Manama, Bahrain. Serangan itu dilaporkan telah menewaskan satu petugas polisi dan melukai delapan lainnya.
"Sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban," tulis Kemlu dalam akun Twitter resminya, Ahad (29/10).
Indonesia juga mengecam serangan bom yang menargetkan bus polisi di Kota Manama itu. Indonesia menyediakan kontak KBRI Manama yang dapat dihubungi dalam Hotline +973 387 91650. "Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban serangan," tulis Kemlu.
Serangan militan terhadap sebuah bus polisi Bahrain itu terjadi di jalan raya Khalifa bin Salman, di wilayah Jidhaf, ibu kota Manama, pada Jumat (27/10). Kementerian Luar Negeri Bahrain mengatakan, kelompok militan tersebut menggunakan bom buatan tangan.
"Investigasi sedang dilakukan untuk menentukan serangan teroris yang direncanakan ini dan menangkap kelompok yang terlibat," kata kementerian tersebut.
Insiden ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan yang menargetkan polisi di negara tempat unit militer Fifth Fleet AS berada. Pemerintah Bahrain menyalahkan militan Syiah yang didukung oleh Iran atas kekacauan di negara mereka. Namun tuduhan ini segera dibantah Iran.
Bulan ini, sebuah ledakan juga melukai lima polisi di jalan Budaiya, dekat Manama. Saat itu mereka sedang menjaga keamanan sebuah prosesi keagamaan kaum Syi'ah yang menandai dimulainya festival tahunan Ashura.