REPUBLIKA.CO.ID, ANBAR -- Jurubicara Komando Operasi Gabungan Angkatan Darat (JOC) Irak Brigadir Jenderal Yahya Rasul menyebutkan sebanyak 75 gerilyawan Daesh (ISIS) terbunuh dalam operasi di AL-Anbar dalam 72 jam terakhir. Pasukan gabungan tentara Irak dan pejuang Hashdal-Shaabi melancarkan operasi serangannya di distrik Al-Qaim, yang merupakan markas terakhir Daesh di kota Anbar sejak awal operasi pada Kamis.
Pada hari itu kantor perdana menteri Irak mengumumkan bahwa tentara telah meluncurkan operasi baru yang bertujuan merebut kota-kota perbatasan Anbar yang diduduki Daesh yang berbatasan dengan Al-Qaim dan Rawa. Menurut Rasul, pasukan Irak menguasai daerah yang luas termasuk di dekat desa dan institusi penting.
Sebelumnya Departemen Informasi Militer Kementerian Pertahanan Irak juga mengumumkan bahwa tentara Irak dan pejuang Hashd al-Shaabi membebaskan lima desa, jembatan Al-khor, dan stasiun kereta Al Qaim di sebelah barat Anbar. Selain itu pesawat perang Irak mencapai delapan posisi yang berada di bawah kendali Daesh di Al-Qaim dan rawa. Sehingga menyebabkan banyak militan yang tewas, serta sebuah gudang bahan peledak dan gudang senjata hancur.
Menurut informasi dari Middle East Monitor, Ahad (29/10), setelah mengalahkan wilayah yang luas di Irak dan Suriah pada 2014, Daesh baru-baru ini mengalami serangkaian kekalahan besr di tangan tentara Irak dan pasukan koalisi pimpinan AS. Sementara pada Agustus, kelompok militan tersebut kehilangan Tal Afar di provinsi Nineveh utara Irak. Satu bulan sebelumnya kota Mosul yang pernah diproklamasikan menjadi ibu kota khilafah Daesh, telah jatuh ke tentara Irak setelah operasi penyerangan selama sembilan bulan.