Ahad 29 Oct 2017 17:13 WIB

Kebugaran Martial Jadi Penolong Letihnya Iblis Merah

Selebrasi Anthony Martial setelah mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur pada pertandingan Liga Primer Inggris di Old Trafford, Sabtu (28/10).
Foto: Martin Rickett/AP
Selebrasi Anthony Martial setelah mencetak gol ke gawang Tottenham Hotspur pada pertandingan Liga Primer Inggris di Old Trafford, Sabtu (28/10).

Oleh Gilang Akbar Prambadi

Wartawan Republika

Kemenangan penting diraih oleh Manchester United ketika menekuk Tottenham Hotspur pada laga pekan kesepuluh Liga Primer Inggris 2017/2018, Sabtu (27/10) malam WIB. Kemenangan ini penting karena diraih dari kompetitor perburuan trofi Liga Primer Inggris. 

Kemenangan ini juga sangat berarti karena diraih di tengah stamina pasukan Manchester Merah yang sedang terkuras. 

Bermain di Old Trafford, pelatih Jose Mourinho memainkan skuat yang tak banyak berubah sejak jeda internasional jilid dua musim ini selesai dua pekan lalu. Mulai dari posisi kiper hingga penyerang, nama-nama yang ada di setiap lini nyaris sama dalam sejumlah penampilan dua pekan terakhir. 

Mengandalkan variasi formasi 3-4-1-2, Mourinho meladeni tim kuat seperti Spurs dengan skuat yang kelelahan. Formasi ini kerap digunakan oleh Mourinho sebagai opsi di luar pakem 4-2-3-1.

Di posisi belakang, bek yang baru pulih dari cedera, Eric Bailly menemani dua rekannya yang selalu jadi andalan benteng pertahanan dalam beberapa laga terakhir, Chris Smalling dan Phil Jones. 

Di tengah, ada duet gelandang Nemanja Matic dan Ander Herrera yang juga selalu tampil dalam beberapa laga terakhir. Keduanya diapit oleh Ashley Young di kiri dan Antonio Valencia di kanan.

Di depan keempat pemain tersebut, gelandang serang Henrik Mkihitaryan berdiri menopang duo striker, Romelu Lukaku dan Marcus Rashford. Meski bermain sebagai tuan rumah, pasukan United yang kelelahan tak dapat bermain maksimal.

Berlaga tiga hari sekali dengan kondisi badai cedera yang sedang melanda tim membuat skuat Iblis Merah kelimpungan meladeni tim tamu. Statistik laga jadi buktinya.

Lalu lintas bola di lapangan lebih banyak dikuasai oleh Spurs dengan persentase mencapai 55,1. Bicara soal jumlah operan, United yang bahkan sudah memasang lima gelandang pun tertinggal jauh. 

Spurs yang juga bermain dengan lima gelandang lewat formasi 3-5-1-1 bisa menghasilkan 509 operan. Jumlah ini unggul 100 lebih dibanding United yang mencatat 406 operan.

Kelelahan United juga terlihat dari catatan usaha menggiring bola yang dilakukan. Dari 13 usaha menusuk pertahanan lawan via drible, cuma tujuh yang berhasil. 

Sebaliknya, Spurs dengan jumlah usaha yang sama bisa mecatatkan sembilan keberhasilan. Tak heran, jumlah ancaman ke gawang yang diterima United lebih banyak dibanding tim tamu.

Gawang tuan rumah yang dikawal David De Gea mendapat 13 ancaman dengan empat di antaranya tepat sasaran. United cuma mengancam 11 kali dengan tiga tembakan yang tepat sasaran. Satu di antaranya berbuah gol pada menit ke-81 via Anthony Martial.

Satu-satunya catatan keunggulan United dalam permainan yang digelar di stadion berjuluk the Theatre of Dreams itu adalah soal memenangkan duel memburu bola. Dari 31 kali bentrok memperebutkan si kulit bundar, United memenangkan 16 di antaranya.

Tak bisa dimungkiri, performa minor yang tuan rumah peragakan membuat laga berjalan kurang menarik. Di sisi lain, tim tamu yang tampil tanpa bomber andalan, Harry Kane juga tak bisa berbuat banyak. 

Sekali lagi, Spurs memperlihatkan kepada dunia betapa sangat tergantungnya mereka kepada Kane. Kekalahan atas United jadi yang kedua beruntun diterima Spurs sejak Kane menderita cedera hamstring pekan lalu. 

Sebelum ditekuk United, the Lilywhites ditekuk 2-3 oleh tamunya West Ham United di ajang Piala Liga Inggris tiga hari yang lalu. Faktor kelelahan ikut memengaruhi permainan Spurs dalam dua laga terakhir. 

Cederanya Kane pun tak lepas dari letihnya kapten timnas Inggris itu setelah menjalani banyak pertandingan secara maraton tiga hari sekali sepanjang bulan Oktober.

Akibat masalah keletihan ini, rating yang diberikan kepada para penggawa yang berlaga di lapangan pun tak terlalu memuaskan. Pusat statistik sepak bola terkemuka seperti Who Scored misalnya, cuma memberikan nilai 6,87 bagi permainan United. Angka ini unggul sedikit dari Spurs yang diberi nilai 6,69.

Beruntung bagi United karena punya Martial di bangku cadangan. Dibandingkan pemain United dan Spurs yang ada di lapangan, Martial punya fisik paling segar. 

Pemain 21 tahun ini mampu menabung staminanya karena tak menjalani laga bersama timnas pada jeda internasional di pertengahan bulan ini. Keunggulan lainnya, Martial baru masuk ke lapangan setelah laga berjalan 70 menit. 

Aksinya yang mengandalkan sengatan via kemampuan drible di atas rata-rata benar-benar jadi senjata andalan United. Hasilnya memuaskan, pada menit ke-81, Martial bisa memanfaatkan keunggulan staminanya dibandingan pemain lawan.

Gol Martial lahir diawali lewat tendangan gawang yang dilepaskan oleh De Gea jauh ke depan. Di tempat jatuhnya bola, striker Romelu Lukaku melompat dan memantulkan si kulit bundar ke kotak penalti Spurs.

Martial yang melihat kesempatan langsung memburu bola dan mampu memenangkan duel sprint melawan dua pengawalnya. Fisik segar Martial membantu mantan pemain AS Monaco ini berlari lebih kencang dibanding dua bek Spurs yang menguntitnya.

Ketika bola bisa dikendalikan, Martial langsung melakukan tembakan dengan kaki kiri. Bola sempat memantul sehingga menyulitkan Lloris yang tak bisa menghalaunya. United pun menang berkat segarnya fisik seorang pemain pengganti.

Usai laga, pelatih Spurs Mauricio Pochettino langsung menuduh kelelahan sebagai biang kekalahan timnya. "Sulit bagi para pemain untuk selalu fit dengan kondisi bermain tiga hari sekali. Siapapun yang mencetak gol pertama pada laga seperti tadi memang kemungkinan besar akan jadi pemenang. Kami hampir melakukannya jika aksi Dele Alli bisa berbuah gol," kata Pochetino dikutip dari ESPN, Ahad (29/10).

Senada dengan Pochettino, Mourinho juga menilai pertandingan berjalan ketat cenderung lamban. Namun pelatih asal Portugal ini senang karema di tengah sedikitnya peluang, United lah yang bisa memanfaatkan kesempatan untuk keluar sebagai pemenang.

"Mungkin cerita akan berbeda bila pemain mereka bisa membuat gol pertama. Saya senang karena kami memang layak jadi pemenang," kata Mourinho.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement