REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan tindakan setelah terjadinya girder proyek tol Pasuruan-Probolinggo di Grati, Pasuruan rubuh. Girder tol tersebut rubuh sekitar pukul 09.45 WIB dan mengakibatkan korban satu orang meninggal dan dua orang dirawat di rumah sakit.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Setiadi Moerwanto mengatakan pihaknya saat ini juga melakukan pemeriksaan mengenai kejadian tersebut. "Kami sedang mengirim tim ke lokasi ruas tol Pasuruan-Probolinggo yang sedang dibangun itu," kata Arie kepada Republika, Ahad (29/10).
Selain mengirim tim, penanganan awal juga sudah dilakukan karena kejadian tersebut cukup parah hingga menyebabkan satu orang tewas. Arie memastikan Kementerian PUPR juga sudah mensterilkan lokasi dan penanganganan korban dengan bekerja sama dengan pemerintah setempat.
Selanjutnya, kata dia, tim juga berupaya untuk mengetahui kronologi dan penyebab girder tersebut bisa rubuh. "Kami juga mengumpulkan semua data sesain, tes, metode kerja, dan kronologi untuk dianalisis lebih dalam lagi selanjutnya," jelas Arie.
Dia memastikan, dalam penanganan awal sudah bekerja sesuai prosedur yang dikeluarkan oleh Ditjen Binamarga Kementerian PUPR. Termasuk juga mengenai penyusunan langkah pengendalian strategis agar kejadian tersebut tidak berulang.
Arie menegaskan penanganan harus dilakukan sesuai pengendalian mutu konstruksi secara profesional agar bisa menganalisis lebih dalam dan meminimalisisr hal yang sama terjadi. "Mengingat hal ini telah dua kali beruntun di proyek pembangunan jalan tol," ungkap Arie.
Sebab, menurut Arie, dari evaluasi awal penyebabnya berbeda sehingga pihaknya menurunkan tim unt mengevaluasi lebih mendalam. Dia berharap denganbegitu secara strategis bisa memperbaiki secara sistem agar kejadian tidak berulang. Evaluasi juga dilakukan mulai dari desain, pengujian, prosedur kerja, hingga kualitas asuransi.