Ahad 29 Oct 2017 10:30 WIB

Halaqah Nasional Ulama II Warisan Perjuangan Mbah Hasyim

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah (tengah) saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10).
Foto: Republika/Muhyiddin
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah (tengah) saat menjadi pembicara dalam Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendikiawan, Gerakan Dakwah Aswaja Bela di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pondok Pesantren Al-Hikam bekerjasama dengan Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan menggelar acara pembukaan Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara Tahap II. Dalam acara tersebut hadir 100 ulama dan cendikiawan untuk merumuskan berbagai macam isu agama dan kenegaraan.

Dalam sambutannya sebagai tuan rumah, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Muhammad Yusron Shidqi mengatakan bahwa halaqah ini merupakan warisan dari ayahnya, Almarhum KH Hasyim Muzadi. Ia pun bersyukur banyak yang peserta yang hadir dalam acara tersebut.

 

"Ini halaqah nasional yang pertama setelah kepulangan Almarhum abah Hasyim Muzadi. Maka kami bersyukur sekali undangan yang disebar ternyata mendapat antusias walaupun sepeninggal Almarhum KH Ahmad Hasyim Muzadi," ujarnya di Gedung Ponpes Al Hikam, Beji, Depok, Ahad (29/10) malam.

 

Menurut dia, sejak didirikannya Ponpes Al Hikam, Mbah Hasyim merasa perlu ada kerjasama antara pemerintah dan agama. Karena itu, dibentuklah halaqah nasional ini untuk merajut tali silaturrahim antara orang yang ada di pemerintahan dan orang yang ada di pesantren, sehingga terjadi komunikasi yang baik.

 

"Ketika agama yang dilindungi oleh pemerintah maka agama tersebut akan menjadi kuat dan pemerintah yang didukung oleh keluhuran nilai-nilai agama akan kekal selamanya," ucap Putra Bungsu Mbah Hasyim ini.

 

Ia berharap dengan adanya halaqah ini pemerintah bisa melindungi agama dan agama yang luhur bisa melindungi pemerintah dari bawah. Halaqah tahap dua ini kemudian dibuka oleh mantan Ketua PWNU Jawa Tengah, Muhammad Adnan. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi niat baik Mbah Hasyim dalam perjuangan semasa hidupnya.

 

"Hanya ada dua nama Hasyim di NU yang tidak bisa disepelekan. Yang pertama jelas Mbah Hasyim Asyari, yang kedua Mbah Hasyim Muzadi," katanya.

 

Untuk diketahui, halaqah ini digelar dua tahap. Untuk tahap pertama, telah dilaksanakan pada Selasa (24/10) hingga Kamis (26/10) lalu dengan menghadirkan 100 ulama dan cendikiawan dari Indonesia bagian Timur. Sementara, tahap kedua kali ini akan diiikuti oleh 100 ulama dan cendikiawan dari Indonesia Barat dan akan berlangsung mulai Ahad (29/10) hingga Selasa (31/10) depan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement