Senin 30 Oct 2017 04:19 WIB

Anggota Parlemen Inggris Dituduh Lakukan Pelecehan

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Hazliansyah
Perdana Menteri Inggris Theresa May memberi pernyataan di 10 Downing Street terkait serangan teror di Gedung Parlemen Inggris, Rabu malam (22/3).
Foto: Richard Pohle/Pool via AP Photo
Perdana Menteri Inggris Theresa May memberi pernyataan di 10 Downing Street terkait serangan teror di Gedung Parlemen Inggris, Rabu malam (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Theresa May meminta investigasi terhadap Mark Garnier, salah seorang anggota Parlemen. Polisi partai Konservatif itu dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap sekretarisnya.

Seperti diwartakan Reuters, Senin (30/10), pejabat Menteri Perdaganan Internasional Inggris itu meminta sekretarisnya, Caroline Edmondson untuk membeli dua mainan seks. Dia juga memanggil sekretarisnya itu dengan sebutan yang tidak senonoh.

Juru Bicara Theresa May mengatakan, perdana menteri mengecam segala bentuk tindakan pelecehan seksual. Dia mengatakan, itu merupakan tindakan yang tidak bisa diterima dan akan memberikan hukuman berat kepada setiap pejabat yang terbukti melakukan hal tersebut.

Menteri Kesehatan Jeremy Hunt meminta tim investigasi untuk menyelidiki kebenaran Garnier terkait kasus tersebut. Dia dinilai telah melanggar peraturan perilaku pejabat pemerintah.

"Sangat tidak bisa diterima jika cerita ini ternyata benar," kata Hunt.

Sebelumnya, permintaan pemeriksaan terhadap Mark Garnier muncul setelah media Inggris, The Sun memberitakan terkait 'kultur' pelecehan seksual di antara anggota parlemen dan staf mereka. Garnier lantas mengatakan jika hal yang dilakukannya merupakan guyonan dari sebuah bagian dari obrolan humor tentang sebuah acara televisi.

Dalam surat resmi, Theresa May meminta Juru Bicara Parlemen John Bercow untuk membantu merubah kebiasaan tersebut. Dia mengatakan, penting bagi setiap pegawai diperlakukan sepantasnya dan adil selayaknya sebuah tempat kerja modern.

Sementara, pegawai wanita yang bekerja dalam dunia politik dikabarkan telah membentuk grup di salah satu aplikasi pesan instan untuk mendiskusikan pengalaman mereka terkait pelecehan seksual. Sekaligus memperingatkan orang lain tentang pelaku potensial.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement