Senin 30 Oct 2017 07:20 WIB

4.000 Kg Bahan Kembang Api Penyulut Kebakaran di Kosambi

Rep: Mabruroh/ Red: Endro Yuwanto
Kondisi suasana pasca ledakan di pabrik produksi kembang api, Jalan Salembaran, Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (27/10).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kondisi suasana pasca ledakan di pabrik produksi kembang api, Jalan Salembaran, Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sebanyak 4.000 kilogram (kg) bahan kembang api menjadi pemicu ledakan di PT Panca Buana Cahaya Sukses, kawasan Kosambi, Tangerang, pada Kamis (26/10) lalu. Diduga, percikan api dari tukang las mengenai bahan kembang api tersebut.

"Iya (akibat percikan api), itu memang bahan (kembang api) sudah jadi ada di tumpukan di sana," ujar Kapolres Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (29/10).

Percikan api kecil dari pekerjaan mengelas itu menciptakan kobaran api yang melahap gedung. Sebanyak 48 nyawa karyawan yang melayang sia-sia.

Kondisi ini, menurut Harry, yang membuat kepolisian kemudian melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan para pengusaha-pengusaha di kawasan Kosambi Tangerang. Dengan harapan kejadian serupa tidak akan terulang.

Tentu saja hal ini, lanjut Harry, akan dilakukan pasca-penanganan kasus kebakaran pabrik selesai dilakukan. Pasalnya hingga saat ini, polisi masih melakukan proses identifikasi jenazah dengan pencocokan DNA keluarganya.

Polisi telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Indra Liyono selaku pemilik pabrik, Andri Hartanto selaku direktur operasional, dan Suparna Ega sebagai tukang las.

Andri inilah yang sebelum kejadian dididuga memerintahkan Ega untuk mengelas di bagian atap pabrik. Sayangnya hingga saat ini Ega masih belum ditemukan. Polisi menduga Ega ikut menjadi korban kebakaran. Namun jasad Ega masih belum teridentifikasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement