REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian akan melakukan pengecekan pabrik-pabrik kembang api di wilayah Tangerang. Hal ini untuk mengantisipasi maraknya pembuatan kembang api maupun petasan jelang tahun baru 2018.
Kapolres Tangerang Kota Kombes Harry Kurniawan mengatakan 4.000 kilogram bahan kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses bukan diperuntukkan untuk produksi besar-besaran jelang tahun baru. Karena memang pabrik tersebut bergerak di bidang pembuatan kembang api sehingga wajar jika harus menyiapkan bahan produksi sebanyak itu.
"Enggak sampai ke sana (stok tahun baru) memang mereka produksi saja," ujar Harry melalui sambungan telepon di Jakara, Ahad (29/10).
Hanya saja Harry mengakui, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa kebakaran pabrik tersebut. Apalagi menjelang natal dan tahun baru akan menjamur para penjual kembang api dan petasan.
Pihaknya pun akan melakukan penyisiran ke sejumlah pabrik-pabrik yang bergerak dibidang pembuatan kembang api tersebut. Menurutnya ini sebagai bentuk kewaspadaan saja agar tidak terjadi lagi ledakan yang menewaskan 48 karyawan.
"Nanti akan kita sosialisasikan lagi, akan kita cek perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang kembang api," ungkapnya.
Untuk diketahui peristiwa kebakaran diduga dipicu oleh percikan api dari tukang las yang mengenai 4.000 kilogram bahan kembang api. Disusul kemudian suara ledakan hingga kobaran api yang semakin menghanguskan seluruh isi gedung.
Diduga, sebanyak 103 karyawan yang terjebak di dalam pabrik. Mereka harus menjebol tembok untuk bisa keluar dari dalam gedung. Tidak sedikit korban yang terkena luka bakar akibat kebakaran. RSIA BUN mendapatkan kiriman korban sebanyak 40 orang.
Tujuh di anataranya harus ditransfer ke RSUD Tangerang lantaran mendapatkan luka bakar yang sangat parah di atas 40 persen. Selain RSIA BUN Kosambi, beberapa RS lain pun mendapatkan kiriman korban kebakaran.
Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini yaitu Indra Liyono selaku pemilik pabrik petasan, Andri Hartanto dan Subarna Ega. Dua tersangka, Indra dan Andri telah mendekam di sel tahanan Polda Metro Jaya. Sedangkan Ega masih dalam proses pencarian.
Diduga, Ega yang merupakan pekerja las ini ikut hangus terbakar. Hanya saja dugaan tersebut harus dibuktikan dengan hasil tes DNA dari pihak keluarga.