Senin 30 Oct 2017 10:03 WIB

Massoud Barzani tak Mau Jadi Presiden Kurdi Lagi

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Elba Damhuri
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier bersama pemimpin Kurdi, Massoud Barzani di Irbil, selatan Baghdad, Irak, Sabtu (16/8).
Foto: ap
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier bersama pemimpin Kurdi, Massoud Barzani di Irbil, selatan Baghdad, Irak, Sabtu (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Presiden Kurdistan Massoud Barzani memutuskan untuk tidak memperpanjang masa jabatannya. Pernyataan resmi Barzani dibacakan anggota parlemen. Barzani segera mengakhiri masa jabatannya dalam empat hari kedepan.

"Saya sudah meminta parlemen mengisi ruang kekuasaan yang kosong," kata Massoud Barzani seperti diwartakan BBC, Ahad (30/10).

Namun, Mantan Perdana Menteri Irak itu mengatakan, akan tetap berada di pasukan Peshmerga. Dia mengatakan, hal itu dia lakukan untuk menjaga apa yang sudah dicapai warga Kurdi.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Kurdi mengadakan referendum 25 September lalu. Kendati hasil pemungutan suara tersebut tidak diakui oleh pemerintah Irak.

Pemerintah Irak lantas mengerahkan pasukan militer guna merebut kawasan tersebut. Militer Irak mengatakan wilayah yang direbut termasuk pangkalan udara utama yang disebut K1, stasiun Perusahaan Gas Utara, pabrik pengolahan, pembangkit listrik dan kawasan industri.

Kekalahan tersebut membuat Barzani diminta mengundurkan diri. Sementara, pemilihan presiden dan parlemen yang dijadwalkan pada 1 November dihentikan saat serangan Kirkuk dimulai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement