REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kementerian Luar Negeri Suriah pada Ahad mengatakan Raqqa, tempat gerilyawan ISIS baru-baru ini telah dikalahkan, masih diduduki pasukan koalisi pimpinan AS dan petempur sekutunya Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Di dalam satu pernyataan, Kementerian tersebut menyatakan Kota Raqqa masih menjadi kota yang diduduki dan kota itu takkan pernah dipandang sudah dibebaskan, kecuali prajurit militer Suriah memasukinya.
Kementerian itu menuduh AS dan SDF, yang merupakan pasukan darat yang mengusir anggota ISIS dari ibu kota de faktonya, bersekongkol dengan ISIS untuk memasuki kota tersebut dan mengirim gerilyawan ISIS ke daerah lain di Suriah untuk memerangi militer Suriah.
Sementara itu, militer Suriah juga mengatakan AS dan sekutunya merayakan apa yang mereka katakan sebagai pembebasan Raqqa di atas mayat warga sipi di kota tersebut. Ditambahkannya, 90 persen kota itu menjadi puing.
"Seruan oleh AS dan sekutunya untuk membangun kembali Raqqa tak lebih dari kebohongan dan penipuan pendapat umum dengan tujuan menutupi kehancuran yang telah mereka sebabkan di Ar-Raqqah," kata kementerian tersebut di dalam pernyataannya.
Pada 17 Oktober, SDF menyatakan kelompok itu membebaskan Raqqa setelah empat bulan pertempuran melawan gerilyawan ISIS. ISIS mengumumkan Raqqa sebagai ibu kota de faktonya pada 2014 setelah mengumumkan kekhalifahannya sendiri di Suriah.