REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sekitar 27,32 persen pengguna narkoba di Indonesia berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Angka tersebut kemungkinan meningkat kembali karena beredarnya sejumlah narkotika jenis baru.
Data tersebut didapat dari penelitian Puslitkes Universitas Indonesia (UI) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2016 lalu. "(Hasil penelitian menyebutkan) pengguna narkoba pelajar dan mahasiswa mencapai 27,32 persen," ujar Kepala Subdirektorat Lingkungan Pendidikan BNN Agus Sutanto, Senin (30/10), di sela-sela deklarasi pelajar anti-narkoba, kekerasan anak, dan pencegahan HIV-AIDS di Stadion Korpri di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi.
Penggunan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa, ungkap Agus, disebabkan usia mereka yang labil dan mudah dipengaruhi. Di mana menurut Agus awalnya mereka hanya mencoba-coba hingga akhirnya menjadi pemakai teratur atau aktif dan kecanduan.
Agus mengatakan, penggunaan narkoba di kalangan pelajar di indikasikan akan mengalami peningkatan karena maraknya narkotika jenis baru. Peredaran narkoba jenis baru ini menyasar ke kalangan pelajar dan mahasiswa.
Agus mengungkapkan, saat ini di dunia diperkirakan terdapat sebanyak 200 narkotika jenis baru. Dari jumlah tersebut, kata dia, yang sudah terdeteksi beredar di Indonesia mencapai sebanyak 68 jenis narkoba.
"Sebanyak 60 narkoba baru sudah masuk Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) dan Undang-Undang Narkotika," terang Agus. Sementara itu lanjut dia, sebanyak delapan jenis narkoba baru lainnya belum masuk kedalam ketentuan tersebut.
Ditambahkan Agus, ke depan ada indikasi akan masuknya lagi beberapa jenis narkoba baru ke Indonesia. Oleh karena itu ujar dia BNN meminta warga yang melihat masalah narkoba bisa segera melapor kepada aparat setempat maupun BNN di daerah.
Selain narkoba, tutur Agus, di Sukabumi dilaporkan adanya peredaran obat Tramadol. Jenis obat keras ini seharusnya mendapatkan pengawasan dokter dalam peredarannya. Namun kata dia di lapangan pelajar masih mudah mendapatkannya.
Di sisi lain Agus mengatakan, wilayah pesisir pantai selatan Sukabumi juga menjadi titik rawan peredaran narkoba melalui perairan. "Salah satu basis narkoba saat ini masuk lewat perairan," kata dia.
Agus mengungkapkan, penyelundupan narkoba melalui udara mulai teratasi. Kini lanjut dia penyelundupan lebih banyak melalui jalur laut terutama kawasan perbatasan yang minim pengawasan seperti Palabuhanratu.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement