Senin 30 Oct 2017 16:17 WIB

Gerai Ritel Berguguran, 1.200-an Orang Kehilangan Pekerjaan

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pengunjung berbelanja di Lotus Department Store di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengunjung berbelanja di Lotus Department Store di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --Ketua Umum asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey memperkirakan, sedikitnya ada 1.200 karyawan yang telah kehilangan pekerjaan menyusul ditutupnya sejumlah gerai ritel modern sejak pertengahan 2017 lalu. Kondisi ini, kata dia, memunculkan masalah baru yang harus cepat dicarikan solusinya.

Roy mengusulkan agar pemerintah segera melakukan koordinasi dengan peritel untuk menempatkan mantan karyawan mereka di Balai Latihan Kerja (BLK) atau pelatihan vokasi lain yang tersedia. Hal ini, kata dia, penting dilakukan jika pemerintah tidak ingin angka pengangguran meningkat.

"Kami berharap ada upaya proaktif dari regulator, karena yang namanya penutupan toko pasti berdampak pada PHK," ujarnya, saat dihubungi Republika.co.id, Senin (30/10).

Dalam beberapa bulan terakhir, kabar mengenai tutupnya sejumlah gerai ritel modern mewarnai pemberitaan media. Bermula dari PT Modern Internasional yang menutup 168 gerai 7 Eleven mereka pada Juli lalu. Kemudian disusul oleh tumbangnya Pasaraya Blok M dan Manggarai, sejumlah gerai Ramayana, dan yang terbaru Lotus dan Debenhams.