Selasa 31 Oct 2017 09:31 WIB

Kiai Pesantren Disarankan Pantau dan Perkuat Jaringan Alumni

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis
Foto: ROL/Fakhtar K Lubis
Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis menyarankan agar kiai pesantren memantau dan memperkuat jaringan alumninya masing-masing, sehingga tidak terpapar oleh pemaham radikalisme maupun liberalisme, pemahaman ektrem kanan dan ektrem kiri. Menurut dia, intensitas halaqah bersama alumni pesantren mulai saat ini harus ditingkatkan.

"Maka tak cukup sekarang ini kiai hanya di pesantren, mengajar, gak cukup.Tapi minimal membina alumninya dan juga kalau ada waktu juga membina masyarakat secara langsung," ujarnya saat ditemui Republika.co.id di Pesantren Al Hikam, Depok, Senin (30/10).

Menurut dia, saat ini tidak sedikit para alumni yang bertentangan di masyarakat walaupun dulunya belajar di pesantren yang sama. Hal ini karena dipertemukan dengan pemikiran-pemikiran luar seperi liberalisme maupun radikalisme.

"Sekarang kita melihat fenomena alumni-alumni, sesama alumninya itu tidak sedikit terjadi pertentangan tarik menarik karena setelah keluar dari pesantren, dia bertemu dengan pemikiran di luar. Ada yang masih konsisten dengan pesantren, ada juga yang sudah mulai masuk angin," ucapnya.

"Nah kiai itu perlu turun juga meluruskan pikiran-pikiran alumni untuk tetap pada roh pesantren itu," imbuhnya.

Ia menuturkan, pesantren merupakan laboratororium untuk mencetak anak-anak didik yang berkiprah di masyarakat dengan jiwa juang yang tampa pamrih dan ulet. Dengan memantau alumninya, kiai pesantren juga bisa mengukur sejauh mana sistem pendidikan di pesantren berjalan.

"Sekarang, kiai perlu meluangkan waktu secara berkala kepada alumninya. Karena alumni itu adalah cermin dari kualitas pesantren untuk mengukur tentang pendidikan yang terjadi di dalamnya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement