Selasa 31 Oct 2017 13:45 WIB

Sosok Misterius di Balik Kiprah Komposer WR Supratman

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Prisia Nasution
Foto: Republika/Shelbi Asrianti
Prisia Nasution

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada seorang perempuan yang direka sebagai salah satu pemberi inspirasi Wage Rudolf (WR) Supratman saat menciptakan lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Sosok bernama Salama itu diperankan aktris Prisia Nasution dalam film berjudul Wage.

"Apakah dia sosok nyata atau fiktif, semua masih menerka. Apakah dia menikah atau tidak dengan Wage, semua juga tidak tahu karena tidak ada dokumen pasti tentang fakta tersebut," kata Prisia.

Sutradara film Wage, John de Rantau, sengaja menghadirkan tokoh Salama sebagai figur misterius. Detail karakter Salama dikembangkan lewat diskusi panjang antara John bersama aktor pemeran Wage, Rendra Bagus Pamungkas, dan Prisia.

Perempuan 33 tahun kelahiran Jakarta itu menjelaskan, Salama yang merupakan anak dari seorang priayi menganggap Wage sebagai sosok pria ideal. Beberapa adegan dalam film menampilkan Salama kerap memberikan motivasi kepada Wage saat keduanya saling bercakap.

Ini adalah kali kesekian Prisia berperan dalam film biografi atau biopik yang mendramatisasikan kehidupan tokoh yang ada di kehidupan nyata. Ia pernah berperan sebagai aktivis pendidikan Butet Manurung di Sokola Rimba serta memerankan Iriana Widodo dalam film Jokowi.

Menurut Prisia, seluruh warga Indonesia perlu menengok kembali sejarah bangsa dengan bersama-sama menyimak film tentang kisah hidup WR Supratman. Ia menyebut sang komposer sebagai sosok yang berani, sangat cinta terhadap bangsanya, dan menggubah lagu dari hati.

"Tiap Senin kita menyanyikan Indonesia Raya saat upacara, mau tahu enggak sih siapa penciptanya? Inilah film tentang beliau," ujar peraih penghargaan Aktris Utama Terbaik FFI 2011 lewat peran dalam film Sang Penari itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement