Selasa 31 Oct 2017 15:31 WIB

Anies Tutup Alexis, Fahira: Tegas Itu Sikap, Bukan Membentak

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
 Gubernur Jakarta terpilih Anies Baswedan bersama Ketua Umum Bang Japar Fahira Idris (kanan) yang juga anggota DPD DKI Jakarta
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur Jakarta terpilih Anies Baswedan bersama Ketua Umum Bang Japar Fahira Idris (kanan) yang juga anggota DPD DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator DKI Jakarta Fahira Idris mengungkapkan pembelajaran yang dapat diambil dari penutupan Alexis, adalah tegas itu bukan dengan ucapan yang membentak, melainkan dengan melakukan sikap dan tindakan. "Dari sini kita belajar bahwa tegas itu soal sikap dan tindakan, bukan bentak-bentak. Anies dan Sandi menjadi harapan baru warga Jakarta. Ternyata masih ada pemimpin yang teguh memegang dan melaksanakan janji-janji saat kampanye," ujar Fahira di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (31/10) siang.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, tidak memperpanjang izin usaha Hotel Alexis yang memang sudah sejak lama menjadi sorotan dan meresahkan warga Jakarta. Dengan tidak diperpanjangnya izin usaha yang diajukan PT Grand Ancol Hotel (pengelola Alexis) ini, maka otomatis, Alexis dilarang untuk membuka dan melakukan kegiatan apapun.

"Setelah hanya dijadikan wacana oleh gubernur sebelumnya, tanpa gembar-gembor apalagi buat kegaduhan, akhirnya kegiatan di hotel ini berhenti," ujar Fahira lagi.

Fahira mengungkapkan, dia tidak menyangka janji menutup Alexis bisa direalisasikan secepat ini. Karena walau sudah menjadi rahasia umum, diduga kuat ada praktik yang melanggar hukum di hotel ini. Namun dari gubernur ke gubernur, termasuk saat DKI Jakarta dipimpin Ahok, Alexis tetap gagah berdiri.

"Ini (Keputusan Anies-Sandi menutup Hotel Alexis, Red) akan menjadi catatan sejarah bagi Jakarta dan menjadi peringatan bagi pengusaha hiburan malam lain, agar jangan coba-coba menjadikan lokasi usahanya menjadi tempat prositusi dan peredaran narkoba," ungkap dia.

Jika masih ada perusahaan yang nakal, maka tiada ampun. Fahira mengatakan, bukan hanya izin usaha yang akan dicabut. Ia melanjutkan, perusahaan itu bisa diproses pidana. "Silakan berbisnis di Jakarta, tapi patuhi semua aturan," tutur Wakil Ketua Komite III DPD ini.

Fahira meminta Anies dan Sandi untuk mengabaikan pihak-pihak yang mengatakan penutupan Alexis akan mengurangi pendapatan daerah dari bidang kepariwisataan, dan mengabaikan pihak-pihak yang meminta penutupan Alexis ditinjau ulang. Menurut dia, tidak ada dampak yang berarti bagi PAD Jakarta dengan ditutupnya Alexis. Bahkan jika ada puluhan hotel seperti Alexis yang ditutup pun, tetap tidak akan ada dampak apa-apa bagi pemasukan DKI Jakarta, karena memang yang mereka berikan tidak signifikan.

Bagi pengusaha tempat hiburan malam lain, Fahira mengatakan, tidak perlu terlalu cemas. "Selama tidak melanggar hukum dan tidak menjadikan usaha sebagai tempat prostitusi atau peredaran narkoba, usaha hiburan malam akan aman," papar Ketua Umum Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) ini.

Rahma Sulistya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement