REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Halaqah Nasional Ulama Pesantren dan Cendekiawan Gerakan Dakwah Aswaja Bela Negara telah selesai diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Hikam, Beji, Depok, Selasa (31/10). Ada empat rekomendasi yang dihasilkan setelah para ulama dan cendekiawan merumuskan berbagai hal terkait isu keagamaan dan kebangsaan dalam halaqah tersebut.
Pada acara penutupan kegiatan ini, hadir Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Ketua Komisi Dakwah MUI KH Cholil Nafis, Ketua Wantimpres Sri Adiningsih, dan juga Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna. Halaqah ini digelar dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada Selasa (24/10) hingga Kamis (26/10) lalu dengan menghadirkan 100 ulama pesantren dan cendikiawan bagian Indonesia Timur. Sementara, tahap kedua digelar mulai Ahad (29/10) hingga Selasa (31/10) hari ini dan diikuti oleh ulama pesantren dan cendikiawan bagian Indonesia Barat.
"Rekomendasi ini hampir semuanya penting, karena rekomendasi ini stratetegis, tidak bisa dipisahkan mana yang lebih penting," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, KH Muhammad Yusron Shidqi kepada Republika.co.id usai acara penutupan halaqah dan launching Institut Hasyim Muzadi (IHM) di Masjid Ponpes Al Hikam, Selasa (31/10).
Keempat hasil rekomendasi tersebut yaitu, perlunya penyebaran guru agama atau ustadz yang bisa membawa misi dakwah Aswaja bela negara di pesantren daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T), dengan jaminan kesejahteraan yang dibantu oleh negara.
Rekomendasi kedua, mengoptimalkan media online untuk penyebaran dakwah Aswaja bela negara. Ketiga, memperbanyak buku-buku kajian dakwah Aswaja bela negara, dan keempat adalah perlunya mengadakan kerjasama yang intens antara pemerintah dengan ulama pesantren dalam kegiatan-kegiatan tentang bela negara.
Sebagai tindak lanjut dari halaqah ini, kata dia, akan diadakan lokakarya lagi di tiga tempat, yaitu di Bali, Cianjur, dan di Jogja. Dengan demikian, tokoh-tokoh muda di Indonesia juga bisa menyebarkan semangat untuk membela negara dengan menjalin silaturrahim. "Ini menjadi awal kerjasama yang intens antara pemerintah dan ulama pesantren dalam kegiatan bela negara NKRI," ucap putra bungsu Almarhum KH Hasyim Muzadi ini.
Sementara dalam sambutannya Ryamizard Ryacudu mengatakan, bahwa kegiatan halqah ini sangat penting dilakukan untuk mempertahankan ideologi Pancasila. Bahkan, lanjut dia, sangat relevan dengan kondisi banyaknya aliran ajaran Islam yang tidak sesuai dengan ideologi negara.
"Dengan demikian para ulama dan cendikiawan perlu mengawal dan mengamankan ajaran Islam yang benar yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sekaligus untuk membela negaranya dalam segala macam bentuk ancaman dan tantangan baik yang datang dari dalam maupun dari luar," kata Menteri asal Palembang ini.