REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus memperkirakan pendapatan Alexis Group yang masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) DKI Jakarta mencapai Rp 200 miliar. Total besaran ini mencakup seluruh cabang bisnis yang dimiliki grup perusahaan tersebut.
"Cukup besar, kalau enggak salah di atas Rp 100 miliar, mungkin hampir Rp 200 miliar per tahun," kata Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta ini, kepada Republika.co.id, Selasa (31/10).
Menurut Bestari, total jumlah itu tentu berasal dari berbagai macam bisnis yang digeluti Alexis Grup. Misalnya spa, hotel, restoran dan lain-lainnya. "Ya kan ada hotel, spa, restoran, macam-macamlah, dia (Alexis) tidak satu bisnis," ujarnya.
Bestari menuturkan, penutupan Alexis tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru. Penutupan Alexis seharusnya menjadi jalan terakhir karena keberadaan hiburan malam dan jasa pijat di Alexis itu berkaitan dengan perputaran ekonomi Jakarta.
"Menutup itu jalan terakhir karena menyangkut perputaran ekonomi Jakarta dan juga pajak-pajak yang akan diterima masyarakat Jakarta," ucapnya.
Selain itu, keberadaan Alexis juga menyangkut hajat hidup orang banyak. Pekerja di Alexis seperti tukang parkir, tukang cuci piring, dan tukang sapunya tentu harus juga diperhatikan dan diberikan solusi jika memang Alexis harus ditutup.
"Karena apa, banyak pegawai di sana, ratusan orang. Kasihan mereka enggak tahu apa-apa, ada yang jadi tukang cuci piring, satpam, harus berhenti karena emosional sesaat gubernur menurut saya, karena janji-janji kampanyenya," jelasnya.