REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyapa para demonstran dari Koalisi Buruh Jakarta di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (31/10). Aksi ini mendapatkan sambutan dari para demonstran yang telah melakukan aksi sejak pagi.
Sekitar pukul 15.00 WIB, Sandi berjalan dari ruangan menuju depan pintu keluar Balai Kota DKI setelah melayani sesi wawancara dengan para wartawan. Ia naik ke atas mobil brimob untuk menyapa para demonstran dari dalam pagar pintu keluar gedung balai kota.
"Tidak usah dibatasi pagar. Kami jamin keselamatan Pak Sandi," kata perwakilan buruh yang ada di atas mobil komando.
Sandi sempat tersenyum dan melambaikan tangan kepada para demonstran. Namun ia tidak mengucapkan sepatah kata. Perwakilan dari serikat buruh yang ikut berdiri di samping Sandi meminta izin agar mantan pengusaha ini dapat menjalankan ibadah salat Ashar terlebih dahulu.
Tak lama setelah itu, ia turun dari mobil brimob dan berjalan menuju Masjid Fatahillah, Balai Kota. Usai menunaikan salat Ashar, Sandi kembali menemui para demonstran. Kali ini ia keluar dari Balai Kota DKI Jakarta dan ikut bergabung dengan para demonstran. Koordinator aksi meminta para demonstran untuk duduk saat Sandi menaiki mobil komando.
Dari atas mobil komando, Sandi meneriakkan salam buruh beberapa kali. Ia meminta dukungan untuk dapat memberikan keputusan terbaik dalam menentukan UMP DKI Jakarta.
"Kita gunakan kesempatan beberapa jam ke depan mudah-mudahan dengan diskusi bersama Pak Anies dan para pemangku keputusan, kita bisa menghadirkan sesuatu yang berbeda dan bisa diterima semua pihak," katanya.
Hari ini, sejumlah orang dari koalisi buruh Jakarta menggelar aksi di depan Gedung Balai Kota. Mereka menuntut UMP ditetapkan Rp 3,9 juta. Anggota Dewan Pengupahan dari Serikat Pekerja Jayadi mengatakan, tuntutan itu didasarkan atas hasil survei kebutuhan hidup layak (KHL) dari serikat buruh sebesar Rp 3,603 juta dikali laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi di angka 8,71 persen.
Survei KHL ini sempat mengalami koreksi setelah sebelumnya ditetapkan di angka Rp3,145 juta. Beberapa komponen yang mengalami kenaikan antara lain biaya sewa rumah dari Rp850 ribu menjadi Rp 1 juta, biaya transportasi dari Rp 450 ribu menjadi Rp600 ribu, dan Rp175 ribu menjadi Rp 300 ribu.