Rabu 01 Nov 2017 06:11 WIB

Haruskah Muslim Memiliki Teman Kristen dan Yahudi?

Rep: Mgrol97/ Red: Agus Yulianto
Umat Muslim, Kristen dan Yahudi berjalan bersama dalam diam memprotes pembunuhan di Toulose, kota simbol toleransi di Prancis. Toleransi adalah sikap yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad (Ilustrasi)
Foto: REUTERS
Umat Muslim, Kristen dan Yahudi berjalan bersama dalam diam memprotes pembunuhan di Toulose, kota simbol toleransi di Prancis. Toleransi adalah sikap yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Islamfobia dalam menjatuhkan Islam sering menggunakan ayat-ayat terisolasi dari Alquran untuk menunjukkan betapa jahatnya Islam. Misalnya, mereka mengutip ayat Al-Ma’idah ayat 51: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai Auliya (pelindung, teman,) Mu; mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka Auliya, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”

Islamfobia juga sering menngunakan ayat ini dalam mengkucilkan Islam: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.” (Ali Imran 3:118)

Maka, apakah ini berarti umat Islam seharusnya tidak memiliki teman Kristen dan Yahudi? Haruskah umat Islam menghindari setiap orang yang bukan sesama Muslim?

Dilansir dari Islamicity, sebelum bangkitnya partai politik militan abad ke-20 dan pemerintah yang mengkambinghitamkan kaum minoritas agar tetap berkuasa, sebagian besar orang Kristen dan Yahudi melaporkan bahwa mereka berteman baik dengan banyak tetangga Muslim.