Petugas Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) saat mengatur lalu lintas di Jalan Pejompongan Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (31/10). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Petugas Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) saat mengatur lalu lintas di Jalan Pejompongan Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (31/10). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Petugas Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) saat mengatur lalu lintas di Jalan Pejompongan Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (31/10). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Petugas Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) saat mengatur lalu lintas di Jalan Pejompongan Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (31/10). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Petugas Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas (Supeltas) saat mengatur lalu lintas di Jalan Pejompongan Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (31/10). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana Polda Metro melibatkan sukarelawan pengatur lalulintas terus berjalan. Meski kepastian honor bagi sukarelawan ini masih mengawang, mereka tampak mengatur lalu lintas di beberapa titik kemacetan di jalanan Jakarta.
Keberadaan supeltas ini dianggap lebih baik daripada polisi cepe alias Pak Ogah di jalanan Jakarta.Keberadaan polisi cepe selama ini lebih sering menimbulkan antrean panjang kenderaan. Kebiasaan mendahulukan siapa yang berani membayar melekat pada pekerjaan mereka.
sumber : Republika Foto
Advertisement