Rabu 01 Nov 2017 15:14 WIB

Pengungsi Bertahan di Pulau Manus Meski Listrik Disetop

Red: Ani Nursalikah
Pengungsi di detensi imigrasi Pulau Manus mengaku khawatir dengan keamanan mereka setelah detensi itu resmi ditutup.
Foto: ABC
Pengungsi di detensi imigrasi Pulau Manus mengaku khawatir dengan keamanan mereka setelah detensi itu resmi ditutup.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Ratusan pencari suaka yang berada di detensi imigrasi Pulau Manus, Papua Nugini, bertekad untuk bertahan di sana meski pasokan listrik, air dan makanan sudah dihentikan. ABC diizinkan mendatangi detensi tersebut setelah petugas-petugas Australia meninggalkannya pagi ini.

Mengenakan baju bertuliskan "Saya bukan korban, Saya seorang pejuang", seorang pengungsi mengajak ABC menyusuri fasilitas tersebut, dimana 600 orang penghuni telah memasang sistem pengumpulan air hujan sementara dan menimbun bekal yang bisa mereka peroleh.

Dia menggambarkan bagaimana pekerja memotong pipa dan mengosongkan tangki air pada Selasa pagi (31/10). "Kami membersihkan sendiri kompartemen ini," kata pria tersebut.

A series of tarps and pipes make up a rain water collection system on Manus
Para pengungsi coba mengumpulkan air hujan.

Twitter: Nick McKim