REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Panitia Munas Alim Ulama dan Konbes NU, Ulil Abshar Hadrawi menyebut ada tiga hal fokus komisi rekomendasi dalam pelaksanaan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Mataraman, Nusa Tenggara Barat, 23-25 November 2017. Di antaranya panduan penggunaan media sosial, radikalisme, dan penguatan ekonomi masyarakat. Karena antara radikalisme, dan ekonomi masyarakat ada hubungannya.
Ia mencontohkan, misalnya yang berhubungan dengan media sosial. Sekarang penggunaan media sosial seperti tidak ada panduan. "Nanti direkomendasikan bagaimana masyarakat umum dan Nahdliyin khususnya menyikapi dan memanfaatkan media sosial. Itu salah satu contoh rekomendasinya," ujarnya.
Ia melanjutkan, yang ketiga komisi program. Komisi ini seperti ruang muhasabah, artinya introveksi diri kepengurusan NU. Sudah sejauh mana berjalannya program-program yang dicanangkan pada saat Muktamar.
Program apa saja yang belum berjalan dan kendalanya apa sehingga belum bisa berjalan. Hal-hal semacam inilah yang akan dibahas komisi program.
Ulil menjelaskan, di dalam ruang muhasabah ini juga akan membahas empat hal besar. Di antaranya, ekonomi, pendidikan, keagamaan dan kesehatan. "Di beberapa pra Munas Alim Ulama dan Konbes NU yang kita gelar, membahas posisi kesehatan masyarakat. Di Kalimantan Tengah kita membahas Stanting, bagaimana penangannya dan lain sebagainya," ujarnya.
Ia menyampaikan, persiapan Munas Alim Ulama dan Konbes NU sudah 90 persen. Panitia daerah juga sudah berpengalaman menyelenggarakan acara besar. Insya Allah Presiden Joko Widodo akan datang di pembukaan Munas Alim Ulama dan Konbes NU. Di samping itu, fasilitas pesantren-pesantren yang akan menjadi lokasi acara Insya Allah sudah memadai.