REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG -- PT Unilever Indonesia Tbk menyatakan, pertumbuhan penjualannya sebesar 3,7 persen pada kuartal III 2017 yang menurun drastis dari periode yang sama tahun lalu sebesar 9,25 persen. Bahkan pada kuartal III 2014, penjualan Unilever Indonesia meningkat hingga 13,3 persen.
Direktur Keuangan Unilever Indonesia Tevilyan Yudhistira Rusli menyatakan, penurunan tersebut merupakan imbas dari perlambatan konsumsi rumah tangga di Tanah Air. "Memang ada beberapa sektor yang naik dan turun untuk konsumsi rumah tangga Indonesia tapi yang mengena ini ke industri ritel," ujarnya kepada wartawan di Graha Unilever, Tangerang, Rabu, (1/11).
Unilever Indonesia mencatat penjualan pada kuartal III 2017 sebesar Rp 31,2 triliun, sebelumnya Rp 30,1 triliun per September tahun lalu. Untuk kategori foods and refreshment perseroan mencatat penjualan sebesar Rp 10,1 triliun pada kuartal III tahun ini. Sedangkan di kategori home and personal care, penjualannya mencapai Rp 21 triliun.
"Untuk consumer spending, kalau saya lihat ada tren perubahan shifting. Jadi memang consumer spending berkurang terutama yang tergerus di produk tengah, kalau produk premium tetap saja," kata pria yang akrab disapa Yudhis ini.
Corporate Secretary Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan saat ini, pertumbuhan pasar tidak secepat sebelumnya. Pasar masih lesu sehingga memengaruhi bisnis perusahaan.
"Penjualan hanya tumbuh 3,7 persen di sembilan bulan pertama tahun ini. Tahun lalu, sepanjang tahun tumbuhnya hampir 10 persen. Bahkan dua tahun sebelumnya selalu double digit," kata Sancoyo.
Di tengah melambatnya pasar, ia menegaskan, perseroan akan tetap dekat dengan konsumen. Tujuannya agar bisa mengetahui kebutuhan masyarakat sehingga produk yang dihadirkan tepat dan relevan.
Apalagi, kata dia, tantangan terbesar di 2017, market secara garis besar turun dibandingkan tahun sebelumnya. "Kami berusaha dalam setiap kategori punya portofolio yang cukup lengkap sehingga bisa memenuhi kebutuhan dari seluruh masyarakat baik yang rendah maupun tinggi. Misal kami punya Lifebuoy untuk menengah bawah dan untuk menengah atas kami ad Dove dan Treshemee. Semua harus didorong," tutur Sancoyo.