Rabu 01 Nov 2017 16:35 WIB

RS Mata Dr YAP Deteksi Dini Penyakit Penyebab Kebutaan

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan RS Mata Dr YAP Rastri Paramita (kanan) dan Dokter Spesialis mata subdivisi glaukoma RS Mata Dr YAP Erin Arsianri.
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan RS Mata Dr YAP Rastri Paramita (kanan) dan Dokter Spesialis mata subdivisi glaukoma RS Mata Dr YAP Erin Arsianri.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Rumah Sakit Mata Dr YAP akan mengadakan deteksi dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kebutaan (retinopati diabetika dan glaukoma) pada acara Car Free Day di Jalan Mangkubumi Yogyakarta, Ahad (5/11).

"Kegiatan tersebut merupakan puncak acara peringatan World Sight Day 2017 dengan tema 'Penglihatan itu Berharga'," kata Ketua Panitia Deteksi Dini Puncak Peringatan World Sight Day 2017 RS Mata Dr YAP Dewi Prita Dharmastuti dalam jumpa pers di Auditorium RS Mata Dr YAP Yogyakarta, Senin (30/10).

"Pemeriksaan mata ini dilakukan di luar rumah sakit karena dalam rangka mendekatkan ke masyarakat. Hal ini sejalan dengan misi RS Mata Dr YAP untuk menurunkan angka kebutaan secara aktif dengan memberikan advokasi kepada masyarakat, serta terjun langsung ke masyarakat dalam deteksi dini penyakit-pentakit mata penyebab kebutaan.

Menurut Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan  RS Mata Dr YAP Rastri Paramita, target orang yang diperiksa sebanyak 100 orang dan diutamakan berusia 35 tahun ke atas.  Dokter yang akan terlibat dalam pemeriksaan sekitar 15 orang. Mereka selain dari RS Mata Dr YAP juga dari Perdami (Perhimpunan Dokter Mata Indonesia) Cabang DIY.

Dalam rangka World Sight Day 2017, sebelumnya telah dilakukan penyuluhan mengenai penyakit retinopati diabetika dan glaukoma  di rumah sakit maupun di  media elektronik. Pada acara Car Free Day, selain dilakukan pemeriksaan, juga akan dilakukan penyuluhan tentang glaucoma dan retinopati diabetika.

Lebih lanjut Dokter Spesialis mata subdivisi glaucoma RS Mata Dr YAP Erin Arsianti, glaukoma memiliki prognosis yang baik apabila ditemukan dalam tahap dini dan segera diberikan terapi seawall mungkin. Untuk kelompok usia 40 tahun disarankan mengikuti skrining setiap tiga tahun sekali dan kelompok dengan faktor risiko setiap satu tahun sekali.

Penyakit glaucoma sering disebut pencuri penglihatan karena dapat berkembang tanpa disadari penerita sampai terjadi kerusakan penglihatan yang lanjut. Kebutaan yang disebabkan glaucoma berasal dari kerusakan saraf mata akibat tekanan bola mata, baik absolut maupun relatifdan kebutaan karena glaucoma bersifat menetap.

"Karena itu datanglah pada kondisi awal dengan melakukan pemeriksaan dini," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement