Rabu 01 Nov 2017 18:18 WIB

Soal Pekerja Alexis, Sam Bimbo: Saya Prihatin

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Elba Damhuri
Lepas Plang Alexis. Petugas melepas plang Hotel Alexis di Jalan RE Martadinata, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (1/11).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Lepas Plang Alexis. Petugas melepas plang Hotel Alexis di Jalan RE Martadinata, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raden Muhamad Samsudin Dajat Hardjakusumah atau yang biasa di panggil Sam Bimbo prihatin dengan nasib pekerja Alexis yang menjadi pengangguran. Ini terjadi menyusul penutupan Hotel dan Griya Pijat Alexis yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Sam mengatakan dengan adanya penutupan ini, pasti ada risiko. Salah satunya, kata dia, pasti menyebabkan pengangguran. Untuk itu, menurut Sam, pemerintah akan lebih baik juga mempunyai solusi untuk pekerja Alexis.

"Sebaiknya disalurkan, bisa bekerja di tempat lain. Dihentikan ini bagusnya ada alternatif lain," kata Sam, Rabu (1/11).

Hal tersebut ia ungkapkan agar para karyawan Alexis tidak menjadi pengangguran karena berhenti bekerja itu juga berat. Walupun begitu, sebagai seorang musisi Indonesia, Sam menyambut baik keputusan pemerintah untuk menutup hotel tersebut.

Secara moral pun ia mengatakan bahwa kegiatan hiburan di Hotel Alexis tidak benar secara agama dan juga menyimpang dari nilai-nilai yang ada di Indonesia.

Hotel Alexis sendiri sudah tidak diperpanjang izin operasinya oleh Pemprov DKI Jakarta sejak tanggal 27 Oktober. Kebijakan tersebut tertuang dalam surat kepada Direktur PT Grand Ancol Hotel dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta, perihal Permohonan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP), yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Edy Junaedi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement