REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pusat kulakan Indogrosir menjadi pilot project alias proyek percontohan untuk program kemitraan yang dijalankan ritel modern, warung sembako dan perbankan. Dengan jaringan 18 gerai yang dimiliki, Indogrosir menyediakan barang pada pengusaha warung sembako dengan harga yang sama seperti yang didapatkan minimarket modern.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, program kemitraan yang dijalankan oleh Indogrosir tersebut akan diduplikasi ke ritel-ritel modern lain. "Ini akan menjadi pola yang bakal diberlakukan secara umum," ujarnya, saat menghadiri peluncuran program kemitraan antara ritel modern, warung sembako dan perbankan di Indogrosir Bekasi, Rabu (1/11).
Enggar optimistis, dengan adanya program tersebut, usaha kecil mampu tumbuh lebih cepat karena mereka sudah berada pada level persaingan usaha yang setara dengan ritel modern. Sebelumnya, ia menyebut ada tiga hal yang membuat pedagang kecil selalu kalah bersaing dengan toko modern. Yakni, lokasi yang kurang nyaman, harga yang lebih mahal dan modal yang lebih sedikit.
Terkait modal, ia menjelaskan, pedagang kecil harus membayar tunai di depan demi mendapatkan barang. Sementara, ritel modern dapat membayar dalam jangka waktu satu bulan karena mereka membeli dengan volume yang besar. Karena itu lah, sambung Enggar, peran perbankan dibutuhkan dalam kemitraan ini.
Mendag berharap, program kemitraan ini sekaligus dapat meredam pro kontra terkait kehadiran ritel modern di sejumlah daerah. Sebab, ia memandang, kehadiran ritel modern tak bisa dicegah. Tetapi justru harus disinergikan dengan pengusaha kecil di sekelilingnya.
"Petunjuk dari Presiden adalah pembangunan yang berkeadilan. Berikan perhatian kepada pedagang kecil tanpa kita harus membunuh pedagang yang besar," kata Enggar.