Kamis 02 Nov 2017 00:36 WIB
Manusia Pemakan 48 Paku Ini Selamat Jalani Operasi

Wow, Wawan Makan Paku Biar Jadi Presiden..

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Agus Yulianto
Wawan Gunawan (44) keluar ruang bedah sentral RSUD Dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Rabu (1/11). Wawan memperoleh perawatan serius lantaran memakan puluhan paku diduga karena stres.
Foto: Republika/Rizki Suryarandika
Wawan Gunawan (44) keluar ruang bedah sentral RSUD Dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Rabu (1/11). Wawan memperoleh perawatan serius lantaran memakan puluhan paku diduga karena stres.

REPUBLIKA.CO.ID, Wati Karwati (42 tahun) berwajah tegang ketika menanti suaminya Wawan Gunawan (44) di depan ruang bedah sentral RSUD Dr Soekardjo, Rabu (1/11). Wawan bukanlah pasien biasa. Ini karena, Wawan memperoleh perawatan operasi lantaran puluhan paku bersarang di tubuh. Alasan stres diduga menyebabkan Wawan sampai tak ragu menelan paku.

Wati menceritakan suaminya kerap melamun dalam beberapa tahun terakhir. Apalagi semenjak kehilangan becak yang menjadi tumpuan penghasilan. Namun baru dalam beberapa bulan terakhir ini, Wawan mengungkapkan kebiasan barunya memakan paku. Ketika itu, Wati menganggap Wawan hanya bercanda saja. Seperti orang normal, Wawan sebenarnya juga masih mengonsumsi nasi.

Sekitar tiga hari lalu, Wawan mengeluhkan sakit di bagian perutnya. Wati pun membawa Wawan ke Puskemas. Sayangnya Puskesmas angkat tangan untuk selanjutnya merujuk Wawan ke RS Jasa Kartini. Hasil pengecekan di RS Jasa Kartini belum menunjukan gejala keanehan. Keanehan baru muncul saat benda tajam mencuat dari perut Wawan hingga menyebabkan keluar darah dan nanah. Ucapan Wawan akhirnya baru terbukti benar usai keluarga melihat hasil rontgen.

"Pernah bilang makan paku, awalnya enggak percaya karena enggak pernah makan paku di rumah, tapi serius bilangnya. Alasannya biar jadi Presiden. Tapi, kami baru tahu makan paku pas pakunya keluar dari hasil rontgen, ya kaget dong sampai gemetaran saya," katan warga jalan Bebedahan Kelurahan Lengkongsari Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat itu.

Setelah menunggu sekitar empat setengah jam, Wawan keluar dari ruang operasi pada pukul 13.30 WIB. Selanjutnya Wawan diboyong ke ruang Intensive Care Unit (ICU) untuk perawatan lebih lanjut. Mendapati Wawan dalam kondisi tidak sadar usai operasi, keluarganya pun kaget bukan kepalang. Satu per satu anggota keluarga mulai menangis histeris, termasuk Wati dan dua anaknya.

"Ya ampun bapak, bapak, cepat sadar," teriak Wati sembari mengiringi suaminya yang masih belum sadar ke ruang ICU

Kekagetan Wati dan keluarganya makin bertambah saat melihat bungkusan berisi paku yang dikeluarkan dari tubuh Wawan. Adik Wawan, Syarif memperlihatkan puluhan paku tersebut pada keluarga dan warga yang berkerumun. Tak sedikit dari warga dan keluarga yang makin histeris usai melihat itu. Paku-paku dalam kondisi berkarat itu terdiri dari berbagai ukuran mulai dari 7 sampai 12 Sentimeter.

"Ada 47 paku yang dikeluarkan dari operasi, kalau kemarin ada juga satu yang sudah dikeluarkan. Totalnya 48," tuturnya.

Adik ipar Wawan, Ani Kurmayani (39) mengungkapkan, Wawan mengalami depresi akibat becak miliknya hilang. Usai tak lagi menjadi tukang becak, Wawan beralih profesi sebagai tukang bangunan. Ia menduga Wawan memakan paku ketika bekerja sebagai kuli bangunan sekitar dua bulan lalu. Kegiatan memakan paku pun, kata dia tak dilakukan saat di rumah.

"Sudah berobat ke mana-mana tidak membawa hasil. Nah tiga bulan lalu dia ikut bekerja bangunan. Kemungkinan saat itulah dia memakan paku, katanya malah suka minum campuran air sama semen dikira kopi," ujarnya.

Salah seorang anak Wawan, Nandang Maulana (18) mengkonfirmasi masalah kejiwaaan yang diderita Wawan ternyata sudah hampir sepuluh tahun akibat kehilangan becak kesayangannya. Selama sepuluh tahun itu, ayahnya memang hidup layaknya orang normal,hanya pikirannya saja kadang terganggu. Selama kurun waktu itu pula, ayahnya tetap bisa diajak berkomunikasi.

"Saya juga masih kecil waktu becaknya hilang, pokoknya kata orang-orang habis itu ayah saya agak terganggu pikirannya," sebutnya singkat.

Kini, Wawan masih dirawat di ICU untuk memulihkan dirinya usai operasi. Ketika ditengok oleh Republika.co.id pada Rabu sore, Wawan telah dalam kondisi sadar. Mengenai biaya pengobatan, keluarga sempat bingung karena tak ada biaya dan tak terdaftar sebagai peserta BPJS. Beruntung ternyata pihak keluarga telah mengurusnya ke Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya untuk mendapatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Jamkesda bagi Wawan pun disetujui oleh Dinkes.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement