Kamis 02 Nov 2017 02:14 WIB

Redpel Republika.co.id Jadi Pemateri dalam Lokakarya Manajemen Pers

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Budi Raharjo
Redaktur Pelaksana Republika.co.id Elba Damhuri menjadi pembicara dalam lokakarya manajemen pers yang digelar Dewan Pers dan SPS di Hotel Harris, Jalan Bangka Nomor 08-18, Gubeng, Surabaya, Rabu (1/11).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Redaktur Pelaksana Republika.co.id Elba Damhuri menjadi pembicara dalam lokakarya manajemen pers yang digelar Dewan Pers dan SPS di Hotel Harris, Jalan Bangka Nomor 08-18, Gubeng, Surabaya, Rabu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Redaktur Pelaksana (Redpel) Republika.co.id Elba Damhuri menjadi pemateri dalam Lokakarya Manajemen Pers yang digelar Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat bekerja sama dengan Dewan Pers di Surabaya, Rabu (1/11). Kegiatan bertema 'Siasat Pers di Indonesia Meniti Gelombang Digitalisasi' tersebut diikuti berbagai elemen media massa di Jawa Timur.

Dalam materi yang disampaikannya, Elba menyangkal anggapan, pemberitaan di media online cukup dengan berita-berita singkat. Menurutnya, asumsi tersebut adalah keliru, karena pada kenyataannya masyarakat haus akan informasi.

"Itu lah kenapa muncul tirto.id, kalau di luar sana ada BBC, CNN ternyata masyarakat pencari informasi di dunia digital itu butuh tulisan panjang di online," papar Elba.

Elba melanjutkan, rumus utama agar media online tetap digemari pembaca adalah kredibel dan terpercaya. Artinya, jika pemberitaan di media online adalah berita-berita pendek, maka berita tersebut bisa disebut tidak kredibel. Ketika pemberitaan di suatu media tidak kredibel, besar kemungkinan media tersebut akan ditinggalkan pembacanya.

"Jangan lagi bikin media online yang beritanya cuma tiga sampai empat paragraf karena gak kredibel. Kecuali breaking news. Tiba-tiba KPK mengumumkan Si A tersangka, itu tiga paragraf gak apa-apa," kata Elba.

Namun demikian, setelah breaking news tersebut di-upload, selanjutnya tetap harus didalami atau dilakukan pengembangan. Apalagi, dalam media online, berita pendek itu menurut google analitic tidak positif buat bisnis.

Dalam materinya, Elba pun menjelaskan konten-konten yang harus ada dalam media online, agar selalu mendapat ranking bagus. Salah satunya adalah konten tagging, atau ditambahkannya kata-kata pendek yang menyangkut berita. "Sehingga kalau masyarakat serching di mesin pencari itu bisa menjadi yang pertama muncul di situ," ujar Elba.

Selain tagging, konten lain yang perlu ada di media online adalah related atau berita terkait. Sehingga, setelah membaca berita yang dibukanya, pembaca tidak langsung pergi begitu saja, melainkan juga membuka berita lainnya yang terkait.

"Gak boleh orang datang, baca berita, terus 30 detik sudah pergi lagi itu gak boleh. Karena itu merusak peringkat kita. Itu semua dicatat sama google," kata Elba.

Konten lain yang harus diterapkan media online adalah Optimisasi Mesin Pencari atau Search Engine Optimization (SEO). Ini adalah sebuah proses untuk mempengaruhi tingkat keterlihatan (visibilitas) sebuah situs web atau sebuah halaman web di hasil pencarian alami.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement