Rabu 01 Nov 2017 21:10 WIB

Safari Politik AHY, Pengamat: Untuk Jadi Cawapres Masih Jauh

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
 Toto Sugiarto
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Toto Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tengah gencar melakukan safari politik ke sejumlah tokoh bangsa. Hingga saat ini, AHY telah bersilaturahmi dengan Wapres Jusuf Kalla dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Banyak pihak menilai, safari politik AHY merupakan pemanasan jelang Tahun 2019.

Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Toto Sugiarto menyebut memang ada kepentingan politik dari sejumlah safari tersebut. Namun jika kepentingan politik tersebut untuk mengejar peluang menjadi calon wakil presiden di Pemilu 2019, menurut Toto masih terlalu jauh.

"Pasti ada kepentingan politik di dalamnya, cuma jika terkait rencana untuk nyawapres 2019 belum ya, karena menurut saya untuk AHY itu untuk wapres mungkin pasti agak susah karena jam terbangnya belum banyak," ujarnya saat dihubungi pada Rabu (1/11).

Menurut Toto, meski mengakui safari politik tersebut membuat AHY makin dikenal publik untuk merambah dunia politik, namun tidak serta membuat kans AHY di Pemilu 2019 terbuka lebar. Sebab, popularitas menurutnya tidak berbanding lurus dengan elektabilitas.

"Dia bisa saja tetap menjaga popularitas tapi belum tentu dia pasti dipilih. karna belum ada karya yang berguna berbeda dengan Jokowi dan Prabowo yang trek recordnya sudah banyak," ujarnya.

Kalau pun tetap dipaksakan kata Toto, tidak mampu mengangkat elektabilitas pasangannya baik itu kepada Jokowi maupun Prabowo. "Dia nggak bisa nyumbang elektabilitas yang tinggi. misal dia dengan Prabowo justru elektabilitas Prabowo yang lebih berperan disitu," ujarnya.

Toto menilai, AHY justru lebih tepat untuk mematangkan politiknya menjadi politisi di Senayan ketimbang di Pemilihan Presiden 2019. "Kalau yang paling cocok dan realistis itu target ke Senayan dulu. Dia masih terlalu muda, publik perlu liat dulu kiprah dia seperti apa dan apa yang mau dijual," katanya.

Toto melanjutkan, baru jika AHY telah matang di politiknya maupun menunjukan kinerja yang bagus, terbuka peluang untuk Pilpres 2024.

"Untuk Nyawapres 2024 itu baru bisa, tunggu dulu pubik mau liat dulu dia bisa apa, bukan hanya dikenal saja. Demokrasi kita demokrasi pasar, jadi apa yang ditawarkan ke pasar ya," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement