Kamis 02 Nov 2017 07:04 WIB

Pemimpin FARC Timochenko Calonkan Diri Sebagai Presiden

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Kolombi Juan Manuel Santos (depan kiri) dan pemimpin FARC Rodrigo Londono usai menandatangani perjanjian damai di Cartagena, Kolombia yang mengakhiri perang 50 tahun.
Foto: AP Photo/Fernando Vergara
Presiden Kolombi Juan Manuel Santos (depan kiri) dan pemimpin FARC Rodrigo Londono usai menandatangani perjanjian damai di Cartagena, Kolombia yang mengakhiri perang 50 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Pemimpin kelompok pemberontak FARC (Revolutionary Armed Forces of Colombia/Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia) mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2018.

Rodrigo Londoo, yang dikenal sebagai Timochenko, menandatangani kesepakatan damai dengan pemerintah Kolombia setahun yang lalu. Dia akan mencalonkan diri untuk partai yang didirikan kelompok pemberontak.

Timochenko (58 tahun) menjadi pemimpin pemberontak FARC di 2011. Kesempatannya menjadi presiden dianggap minim karena banyak masyarakat Kolombia yang enggan memilih seorang mantan pemberontak mewakili mereka.

Partai-partai sayap kanan telah kritis terhadap proses perdamaian karena membiarkan anggota FARC mencalonkan diri tanpa harus menjalani masa hukuman penjara. Lebih dari 260 ribu orang terbunuh dalam lebih dari lima dekade konflik bersenjata antara Farc, pasukan pemerintah dan paramiliter sayap kanan.

Jajak pendapat menunjukkan banyak warga Kolombia terus mempertanyakan komitmen Farc terhadap perdamaian. Partainya tetap memiliki akronim yang sama, namun sekarang menjadi singkatan dari Revolutionary Alternative Force of The Common People (Kekuatan Alternatif Revolusioner Rakyat), bukan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia.

Sebelumnya, Timochenko menggantikan Alfonso Cano sebagai komandan tertinggi FARC, setelah yang terakhir dibunuh oleh angkatan bersenjata Kolombia. Setelah itu, ia mengisyaratkan kesediaannya melakukan pembicaraan perdamaian dengan pemerintah. Setelah empat tahun melakukan negosiasi, kedua belah pihak mencapai kesepakatan, namun ditolak oleh rakyat Kolombia dalam sebuah referendum.

Sebuah perjanjian yang direvisi ditandatangani oleh Timochenko dan Presiden Santos pada 24 November 2016 dan disetujui oleh Kongres. Di dalamnya, FARC setuju melakukan gencatan senjata dan mengubah diri mereka menjadi partai politik.

Mereka secara resmi berhenti menjadi kelompok bersenjata pada 27 Juni 2017. Pada upacara tersebut, Timochenko meneriakkan, "Selamat tinggal, senjata! selamat tinggal, perang!," katanya seperti yang dikutip dari BBC News, Kamis (2/11).

Imelda Daza akan menjadi pasangan Timochenko, dimana ia telah menghabiskan lebih dari 20 tahun pengasingan di Swedia.

Putaran pertama pemilihan presiden akan digelar 27 Mei 2018 mendatang

Presiden yang memegang jabatan saat ini, Juan Manuel Santos tidak lagi berjalan. FARC juga akan menurunkan kandidat perwakilan pemerintah dan senat. Berdasarkan ketentuan kesepakatan damai, mereka dijamin lima kursi di masing-masing bilik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement