REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setelah berjalan 50 persen proyek pembangunan jembatan layang (flyover) di depan Mal Boemi Kedaton (MBK) yang menghubungkan Jalan Teuku Umar Jalan ZA Pagaralam mengalami keretakan di dindingnya. Komisi III DPRD Bandar Lampung meninjau ke lokasi proyek, namun salah seorang anggotanya malah memarahi dan bersikap arogan kepada wartawan yang meliput.
Di sela-sela kunjungan itu, salah seorang anggota Komisi III DPRD Bandar Lampung Yuhadi, yang juga menjabat ketua DPD II Partai Golkar Bandar Lampung, berang dengan wartawan yang hadir dalam kunjungan tersebut. Ia memarahi dan bersikap arogan kepada wartawan lantaran pemberitaan yang menyebutkan pernyataannya bahwa keretakan dinding jembatan karena menggunakan besi banci (nonstandar).
Ia membantah telah mengeluarkan pernyataan proyek pembangunan jembatan layang di depan MBK menggunakan besi banci. "Mahal jengkol (anggota DPRD) gua ini. Satu miliar lebih gua keluar duit, jadi dewan ini. Berantem juga gua ini mau. Gua juga preman," kecam Yuhadi.
Persoalan besi ukuran 13 ke atas, kata dia, bukan besi banci (Non-SNI), tetapi ukuran 13 ke bawah ada besi banci. Ia mengaku pernah sebagai kontraktor sebelum jadi wakil rakyat.
"Gini-gini gua mantan kontraktor, malu gua sebagai anggota dewan, kalau komentar besi banci. Mana ada flyover pakai besi banci," katanya membanggakan diri di hadapan wartawan.
Kunjungan Komisi III DPRD Bandar Lampung tersebut bersama pejabat Dinas Pekerjaan Umum Kota, termasuk wartawan, Rabu (1/11). Wakil rakyat hadir di sana pun di sana setelah media lokal gencar memberitakan keretakan pembangunan jembatan layang di jalan nasional, padahal belum difungsikan.
Anggota Komisi III DPRD Heriyadi Fayacoen mengatakan kunjungan tersebut ingin mengecek kabar keretakan konstruksi dinding jembatan layang. Selain itu, pihaknya ingin melihat prosedur teknis yang dijalankan kontraktor dan pekerjanya. "Kami datang untuk memastikan keretakan dinding," katanya.
Keretakan dinding jembatan layang di depan MBK sempat menjadi viral di media sosial. Keretakan dinding terlihat di depan Rumah Makan Bumbu Desa dan depan Gang Balau. Diduga keretakan dinding tersebut, karena pemadatan tanah pijakan tanjakan jembatan tidak sempurna, sehingga kendaraan berat yang melintas membuat dinding bergerak, selain juga karena kondisi coran masih muda.