Kamis 02 Nov 2017 08:20 WIB

Peringatan 100 Tahun Deklarasi Balfour Diwarnai Bentrokan

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Grafis Deklarasi Balfour
Foto: republika
Grafis Deklarasi Balfour

REPUBLIKA.CO.ID, BETHLEHEM -- Bentrokan terjadi antara orang-orang Palestina dan pasukan Israel di kota Bethlehem pada Rabu (1/11) setelah warga Palestina melakukan demonstrasi untuk memperingati 100 tahun Deklarasi Balfour.

Deklarasi Balfour adalah sebuah surat yang dikirim oleh Menteri luar negeri Inggris saat itu, Arthur James Balfour kepada seorang pemimpin di komunitas Yahudi Inggris, Lord Walter Rothschild pada 2 November 1917 .Surat yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour ini menyebutkan, Inggris berjanji mendirikan sebuah rumah nasional untuk orang-orang Yahudi di Palestina. Deklarasi Balfour ini membuka jalan bagi berdirinya negara Israel.

Dilansir dari Maan News, Rabu (1/11), demonstran Palestina bergerak dari ujung selatan sampai utara, hingga akhirnya mereka tiba di tembok pemisah Israel. Pengunjuk rasa mendirikan patung Arthur Balfour, memukul dan melemparkan sepatu ke arah patung tersebut sambil membakar salinan deklarasi Balfour.

Anggota berbagai faksi politik Palestina mengatakan demonstrasi dilakukan memprotes peringatan 100 tahun deklarasi Balfour. Selain itu, demonstrasi dilakukan menanggapi komentar Perdana Menteri Inggris Theresa May yang ingin merayakan 100 tahun deklarasi tersebut dengan penuh kebanggaan.

Pasukan Israel dengan cepat mengadang demonstran dengan menggunakan amunisi langsung, peluru baja berlapis karet dan gas air mata. Akibatnya satu orang demonstran mengalami luka akibat terkena peluru baja berlapis karet di kaki, sementara beberapa lainnya menderita karena menghirup gas air mata.

Orang-orang Palestina melihat deklarasi Balfour sebagai jalan menciptakan negara Israel dengan mengorbankan penduduk asli tanah mereka. Deklarasi tersebut dibuat sebelum Inggris merebut kendali Palestina dari Kekaisaran Ottoman.

Pada saat itu, Inggris telah secara formal memberikan mandat atas Palestina kepada Liga Bangsa-Bangsa, dan berjuang untuk memberi penghargaan kepada orang Arab atas dukungan mereka selama perang. Sementara itu, Inggris juga memenuhi janji mereka menciptakan sebuah negara Yahudi.

Setelah Perang Dunia II, pasukan Inggris mengundurkan diri dari Palestina dan menyerahkan Palestina ke tangan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk.

Keputusan tersebut menyebabkan perang 1935 antara negara-negara Arab, termasuk orang-orang Palestina, dan imigran Yahudi, yang akhirnya menghasilkan negara Israel dan pengusiran lebih dari 700 ribu orang Palestina dari rumah mereka di dalam perbatasannya. Peristiwa ini dikenal sebagai Nakba di antara Orang Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement