REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsep dan ide pembangunannya Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin terbilang unik. Masjid ini berdiri di atas laguna atau kolam buatan di tepi Sungai Brunei di Kampong Ayer atau kampung yang terletak di atas air.
Semakin menawan dengan menara marmer berkubah emas, taman nan permai, dan hiasan air mancur. Bak sketsa surgawi yang dihadirkan di bumi.
Sebuah jembatan membentang di tengah laguna menuju Kampong Ayer di tengah sungai.
Di sisi lain, ada jembatan marmer lainnya yang merupakan replika perahu Mahligai Kerajaan milik Sultan Bolkiah yang memerintah pada abad ke-16.
Replika ini tak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga setahun sekali, replika bahtera (kapal) Sultan Bolkiah yang berdiri di tengah laguna di depan masjid ini dijadikan mimbar perlombaan MTQ tingkat nasional.
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin masih menjadi masjid paling terkenal di Brunei Darussalam karena keindahan dan kemegahannya. Masjid mewah dengan kubah berlapis emas murni ini adalah masjid Kesultanan Brunei yang terletak di Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei Darrussalam.
Masjid yang diberi nama sama dengan Omar Ali Saifuddien III, sultan Brunei ke-28, ini merupakan titik pemandangan Kota Bandar Seri Begawan yang melambangkan kemegahan dan kejayaan Islam, sekaligus simbol Islam sebagai agama mayoritas dan agama resmi di negara ini.
Tak heran bila masjid yang selesai dibangun pada 1958 ini termasuk salah satu dari sekian masjid yang paling mengagumkan di Asia Pasifik. Selain itu, ini juga bagian dari kiblat acuan arsitektur Islam modern abad ini.
Dengan kapasitas daya tampung hingga 3.000 jamaah secara bersamaan, masjid ini banyak diminati wisatawan. Setiap akhir pekan atau libur nasional, wisatawan berdatangan ingin melihat detail keindahan masjid yang didominasi warna putih ini.
Ikuti Whatsapp Channel Republika