REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan khusus presiden untuk dialog dan kerja sama antar agama dan peradaban, Prof Din Syamsuddin bersilaturrahim dengan para biksu dari seluruh Indonesia. Din diterima Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Hartati Murdaya di sela acara Pertemuan Nasional Para Biksu di Hall C-1 Jiexpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (2/11).
"Saya datang secara khusus kali ini, selain untuk menjalin komunikasi lagi, dalam bahasa Islamnya silaturrahim, bersilaturrahim, saya kebetulan dengar ada acara juga di sini," ujarnya di hadapan para biksu.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan, umat Buddha baginya bukan sesuatu yang baru, karena sebelumnya Din mengaku juga sudah terlibat persaudaraan yang cukup dekat dengan tokoh Buddha di Indonesia maupun di tingkat dunia. Dalam pertemuan itu, Din mengajak kepada para biksu agar menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.
"Jadi para biksu nanti mohon didukung untuk memperkuat kerunan umat beragama di Indonesia," ucapnya.
Sejak diangkat sebagai utusan Presiden Joko Widodo pada 23 Oktober lalu, Din memang mulai gencar mempromosikan kerukunan umat beragama di Indonesia. Menurut dia, sebelum mempromosikan kerukunan umat beragama ke luar negeri, dirinya perlu mempromosikannya di dalam negeri.
"Sebelum keluar negeri itu kita perlu menciptakan kerukunan di dalam negeri. Maka sejak beberapa hari lalu saya bersilatirrahim dan beraduensi dengan majelis-majelis agama, sudah dengan PGI, dua hari lalu ke KWI, ini yang ketiga ke Walubi, kemarin juga sudah ke Matakin (Konghucu) juga," katanya.
Setelah bertemu para tokoh umat Buddha, Din masih akan bersilaturrahim dengan tokoh umat Hindu yang terkumpul dalam organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI). Sementara, Ketua Umum Walubi, Hartati Murdaya menyampaikan bahwa umat Budha di Indonesia harus menjaga kerukunan di Indonesia, baik sesam umat Buddha maupun dengan umat agama lainnya.
"Kita umat Buddha harus rukun dengan umat Buddha, dengan umat lain dan rukun terhadap pemetintah. Apalagi dengan tantangan saat ini," jelasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika