Kamis 02 Nov 2017 15:34 WIB

Mantan Mata-Mata Inggris Selidiki Hubungan Trump dan Rusia

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden AS Donald Trump.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang mantan mata-mata Inggris, Christopher Steele, dibayar lebih dari 125 juta euro untuk menguraikan hubungan keuangan dan pribadi antara Rusia dan kampanye Donald Trump.

Firma riset di Washington DC, Fusion GPS, yang mempekerjakannya untuk mengumpulkan informasi tentang Presiden AS dan penasihatnya.Fusion GPS menjelaskan dalam pernyataannya bahwa pihaknya juga membayar perusahaan Steele, Orbis Business Intelligence, sebesar126 juta euro untuk menghasilkan berkas Trump terkait hal itu.

Sebelumnya tidak diungkapkan tentang pembayaran untuk perusahaan mantan perwira M16 tersebut. Namun Trump bercicit di Twitter bahwa harga untuk perusahaan itu mencapai sembilan juta euro atau setara 12 juta dolar AS, tanpa mengutip sumber untuk klaim tersebut.

 "Tidak ada anggota Republik yang semarah dan bersatu seperti saya menanggapi buruknya investigasi Clinton yang menghasilkan dokumen palsu itu," ujar Trump di akun Twitter-nya.

 Catatan dokumen tersebut berisi tentang tuduhan bahwa adanya sebuah program Rusia untuk memperkuat, mendukung dan membantu Trump menuju kursi kepresidenannya. Hal ini diketahui telah beredar di antara pejabat intelijen dan politisi papan atas diWashington.

 Sementara itu pengajuan pengadilan yang diajukan oleh Steele menyatakan bahwa dia telah membagikan dokumen tersebut kepada pejabat keamanan nasional Inggris dalam kapasitas resmi mereka.

Dokumen itu menyebutkan bahwa setidaknya ada lima tahun komunikasi, kerja sama dan kosnpirasi antara kampanye Trump dan pejabat intelijen Rusia.

 Sumber tersebut juga mengklaim bahwa Moskow mampu memeras presiden baru tersebut, dan menyebutkan tindakan pelanggaran seksual yangdilakukan Trump yang akan dijadikan sebagai bukti.

 Menurut surat-surat pengadilannya, Steele memutuskan untuk menyerahkan berkas tersebut secara rahasia dalam bentuk cetak kepada dinas intelijen Inggris karena berimplikasi pada keamanan nasional AS dan Inggris. Dan juga menjadi sangat penting dalam kaitannya dengan dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS.

Berkas tersebut kemudian tersebar ke publik saat dipublikasikan oleh situs Buzzfeed, yang menekankan bahwa informasitersebut tidak terverifikasi dan berpotensi tidak dapat diverifikasi.

 Sumberyang akrab dengan karya Steele mengatakan, proyek Fusion GPS dimulai pada Mei 2016 dan berhenti pada saat pemilihan.

Menurut The Independeent, Kamis (2/11), baik Moskow maupun Trump menolak adanya kolusi. Trump menyebutnya sebagai berita palsu.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement