REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan agar kepada para menteri terkait berhati-hati dalam mempersiapkan divestasi saham PT Freeport Indonesia. Jusuf Kalla tidak ingin Indonesia bernasib sama seperti Venezuela yang perekonomiannya saat ini terpuruk akibat terlalu banyak nasionalisasi.
"Indonesia ini tidak konsistensi kadang-kadang, kita undang investor asing, begitu dia kelihatan untungnya kita mau suruh pulang dia, padahal kita butuh investasi. Karena itu, tolong media juga (dalam pemberitaan) jangan membawa negeri ini seperti Venezuela yang semuanya ingin dinasionalisasi, semua ingin divestasi," ujar Jusuf Kalla ketika berdialog dalam acara Breakfast Meeting Persatuan Wartawan Indonesia di Hotel Arya Duta, Jakarta, Kamis (2/11).
Menurut Jusuf Kalla, disamping mempersiapkan divestasi, ada baiknya dipikirkan juga investasi di greenfield dan membangun fasilitas yang mendukung investasi di sektor pertambangan. Dalam pandangannya, lebih baik Indonesia fokus pada pembangunan smelter untuk meningkatkan produksi migas di dalam negeri.
Di sisi lain, Jusuf Kalla mengakui bahwa Indonesia tetap membutuhkan modal dari luar negeri untuk pembangunan dan menjalankan roda perekonomian. Oleh karena itu, dia mengingatkan agar divestasi saham perusahaan asing nantinya tidak menimbulkan masalah di masa depan yakni membuat kepercayaan investasi di Indonesia menurun.
"Ini tentunya kritikan juga bagi saya sebagai bagian dari pemerintah, banyak negara-negara lain yang menimbulkan masalah di kemudian hari karena terburu-buru mengambil kebijakan dan bisa membuat orang tidak percaya pada suatu negara," kata Jusuf Kalla.