REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Keberadaan balita yang mengalami malnutrisi sehingga berakibat pada gizi buruk atau gizi kurang, masih menjadi persoalan yang harus diatasi di Kabupaten Pekalongan. Bupati Pekalongan Asip Kholbihi menyebutkan, berdasarkan pemantauan status gizi balita pada 2016, terdapat 3,4 persen balita di Pekalongan yang mengalami gizi buruk dan 14,4 persen mengalami gizi kurang.
"Masih adanya balita yang mengalami kurang gizi atau gizi buruk ini, tentu akan berdampak pada penurunan kualitas SDM di masa depan. Bayi yang mengalami kurang gizi atau gizi buruk, akan alami kelambatan pertumbuhan fisik dan mental, menurunkan produktivitas, dan meningkatnya angka kesakitan serta kematian," jelas Bupati dalam sambutan tertulis yang dibacakan Asisten Administrasi Sekda Bambang Guritno.
Bambang Guritno mewakili Bupati yang berhalangan hadir dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan dengan Yayasan Amway Peduli tentang Kegiatan Peningkatan Program Gizi Balita di Kabupaten Pekalongan. Penandatanganan kerja sama dilakukan di aula lantai I Setda Kabupaten Pekalongan, Kamis (2/11).
Bupati menyebutkan, salah satu prioritas pembangunan nasional di bidang kesehatan adalah upaya perbaikan gizi yang berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Untuk itu, atas terselenggaranya penandatanganan MoU antara Dinkes Kabupaten Pekalongan dengan Yayasan Amway Peduli, Bupati sangat menyambut baik dan berharap agar keiikutsertaan Yayasan Amway melalui program CSR-nya dapat mengatasi masalah kekurangan gizi yang dialami balita di Pekalongan.
Kepada para petugas kesehatan, Bupati meminta agar betul-betul memanfaatkan kerja sama ini sebagai bentuk upaya bersama dalam perbaikan gizi masyarakat. "Saya mengajak semua pihak agar melaksanakan program ini dan juga sekaligus memantau bantuan ini agar tepat sasaran dan tepat manfaat," tegasnya.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pekalongan Munafah Asip Kholbihi, menyebutkan jumlah balita yang mengalami malnutrisi sehingga mengalami gizi buruk atau kurang gizi di Kabupaten Pekalongan, tercatat ada 426 balita. Mereka tersebar di berbagai wilayah kecamatan.
Untuk membantu pemerintah mengatasi masalah balita malnutrisi ini, Munafah menyatakan PKK Kabupaten Pekalongan sudah mencanangkan Program GEMA SETIA (Gerakan Masyarakat Stop Kematian Ibu dan Anak, Red). Gerakan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan sebagai ujung tombaknya adalah relawan dan kader dari TP PKK, Fatayat NU, Nasyiatul Aisyiyah, dan UMRI Rifaiyah.
"Melalui program GEMA SETIA sudah banyak kegiatan yang kami lakukan dalam rangka untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Salah satunya adalah dengan membantu pemerintah dalam implementasi bantuan yang disalurkan oleh Yayasan Amway," jelasnya.